PWMU.CO – SD Muri tandingkan Roket Opor, yakni olahraga kombinasi rugbi, bola voli, basket, dan gobak sodor dalam Pekan Seni Internal (Pensil).
SD Muhammadiyah Giri (SD Muri) Kebomas, Gresik, menyelenggarakan Pensil, sebuah kegiatan tahunan yang selalu ditunggu-tunggu para siswa. Baru tahun ini kegiatan tersebut terselenggara. Sebelumnya, karena pandemi, acara tahunan tersebut sempat vakum sementara.
Penanggung Jawa Pensil SD Muri Ustadz Faruk Mahsun mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menggali bakat dan minat siswa. “Selain itu, juga melatih kerja sama tim dan sportivitas anak-anak,” ujarnya, Rabu (8/12/21).
Dia berharap, dengan adanya Pensil, anak-anak semakin giat belajar mencapai cita-cita. “Juga mampu mengembangkan dirinya dengan baik, sebagai bekal pendidikan di jenjang selanjutnya,” ungkapnya.
Sebelum Pensil dimulai, anak-anak melakukan shalat dhuha, doa bersama, dan tartil al-Quran. Kemudian dilanjut dengan pembagian tim dalam setiap kelompok. Setiap kelas dalam permainan ini dibagi menjadi dua kelompok, dengan anggota lima siswa tiap kelompok.
Usai dibagi, mereka kemudian digiring ke lapangan untuk bersiap melakukan pemanasan sebelum permainan dimulai. “Anak-anak, ustadz-ustadzah berharap, dalam permainan ini dijaga sportivitasnya. Ikuti peraturan yang sudah diberikan dengan baik,” pesan Ustadz Faruk yang dilanjutkan dengan drawing pertandingan.
Roket Opor menjadi pemainan pertama yang dipertandingkan dalam Pensil hari ini. Permainan yang memadukan antara rugbi, bola voli, basket, dan gobak sodor ini sengaja dibuat oleh Ustadz Faruk. “Kami ingin menyuguhkan sebuah permainan yang melibatkan kerja sama tim,” tuturnya.
Harapannya, sambung dia, anak-anak mengetahui beberapa permainan bola besar yang biasa dilakukan, baik di Indonesia maupun luar negeri. “Namun tidak melupakan permainan tradisional seperti gobak sodor,” tambahnya.
Peraturan Permainan Roket Opor
Lebih lanjut Ustadz Faruk menjelaskan, dalam permainan Roket Opor ada beberapa yang harus diketahui. Pertama, setiap tim terdiri dari lima peserta laki-laki. “Kedua, peserta membawa bola ke gawang lawan dengan cara diberikan pada teman satu timnya,” ungkap dia.
Selanjutnya, bola dianggap masuk apabila peserta memberikan terlebih dahulu ke teman satu tim di bibir gawang atau garis. “Selain itu dilarang menendang bola dengan kaki atau menggunakan anggota badan yang lain dalam permainan,” paparnya.
Terakhir, kata dia, peserta yang melanggar peraturan dianggap kalah dan memberikan satu poin ke tim lawan. “Ini berlaku untuk semua peserta yang bertanding, baik siswa kelas IV, V, atau VI,” tegasnya.
Permainan diawali dari grup A yaang terdiri dari kelompok satu yang dikomandani Maulana Taka Ishaqi, sementara kelompok dua dikomandani Afiq Rayyan Ma’arif dari kelas VI, dengan menyisakan kelompok I sebagai pemenang.
Dilanjut grup B yang terdiri dari kelompok tiga yang dikomandani M Adib Khawarizmi dan kelompok empat yang dikomandani Cholis Fauzan Nurfadilaah. Pertandingan dimenangkan kelompok empat. Sementara untuk grup C, terdiri dari kelompok lima yang dikomandani M Anugrah Mi’raj dan kelompok enam yang dikomandani Prama Bima.
Permainan semakin seru saat memasuki babak final. Suara dukungan dari teman-teman membuat semangat para pemain semakin menggelora. Sorak-sorai tidak hanya dari teman satu kelas, juga antar kelas dan ustadz-ustadzah juga tidak kalah. Mereka berlomba ingin memberikan dukungan pada para pemain.
Berasa Atlet Beneran
Setelah melewati permainan yang cukup panjang, akhirnya kelompok satu berhasil merebut juara pertama, kelompok empat juara II, dan kelompok enam menjadi juara III.
Salah seorang peserta lomba Davin Emeraldi mengaku senang karena permainan sangat seru, meski menguras tenaga. “Udah lama nggak main di lapangan sama teman-teman, suka banget ustadzah,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan M Azzam Faezah Ashari yang merasa senang bisa tertawa bersama teman-temannya. “Tadi juga banyak yang memberi dukungan, berasa seperti atlet beneran,” imbuhnya. (*)
Penulis Erna Hamidah dan Nurul Istiqomah. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.