PWMU.CO – Generasi muda Muhammadiyah harus tahan banting dan siap berdinamika di era globalisasi. Berbagai tantangan di era ini harus bisa diselesaikan. Ferry Yudi Antonis Saputra–seorang guru dan aktivis Muhammadiyah–menyampaikan pesan itu di hadapan 40 Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Buntaran, Tandes, Surabaya, yang sedang mengikuti pelatihan perkaderan di Villa Pakis 2 Pacet, Mojokerto, 25-27 Desember.
“Media kaderisasi seperti ini penting sebagai sarana penguatan ketahanan kader,” tutur Ferry yang memberi materi ‘Penguatan Ideologi di Era Globalisasi’. Kader Muhammadiyah, kata dia, memang tidak ke mana-mana tapi harus ada di mana-mana. “Apapun profesi kita kelak, Muhammadiyah adalah ideologi kita.”
(Baca: TM2: Menumbuhkan Tunas-Tunas Melati untuk Lanjutkan Estafet Perjuangan)
Menurut tokoh PRM Buntaran Ustad Fani, di era globalisasi sekarang ini sangatlah penting mengajak para remaja dan pemuda melakukan kegiatan yang positif. “Kami merasa perlu dan punya kewajiban untuk menggagas peran pemuda agar lebih terlihat kiprahnya.”
Ustadz Marwah dalam materi ‘Kemuhammadiyahan’ menjelaskan apa dan bagimana Muhammadiyah itu. Marwah juga berpesan agar kader AMM dalam berjuang dilandasi niat ikhlas semata karena Allah. Dengan mengutip KH Ahmad Dahlan, dia berpesan, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah. Dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”
(Baca juga: Inilah Tantangan Dakwah yang Harus Dihadapi Generasi Muda)
Sementara itu Kabid Organisasi PD IPM Kota Surabaya Affan Kurniawan dalam menyampaikan materi ‘Kepemimpinan’, dengan gaya mudanya, mengajak AMM untuk memahami siapa dan apa tugas manusia di dunia. “Tugas manusia adalah menjadi khalifah untuk memakmurkan bumi,” kata dia. Meski usianya masih remaja, Affan mampu memukau para peserta, meski di antara mereka ada yang berusia lebih tua dari dirinya.
Dra Hj Tasniah menyampaikan materi tentang Nasyiatul Aisyiyah (NA) mulai dari apa dan siapa NA, tujuan, filosofi lambang, maupun syarat pendirian organisasi otonom yang menaungi pemudi Muhammadiyah. “Simbol NA bergambar padi mempunyai arti: semakin berisi semakin merunduk,” katanya.
Dalam acara itu berhasil dibentuk pula kepemimpinan 3 ortom AMM Ranting Buntaran, yaitu IPM (Ketua Daffa), Pemuda Muhammadiyah (Ketua Fatwa), dan NA (Ketua Ilil). (MN)