Bidang lain yang tak pernah berhenti berkiprah adalah MDMC dan Lazismu. Seiring musibah bencana alam yang datang silih berganti di negeri ini, kedua lembaga tersebut saling bersinergi membantu korban, bukan saja di Provinsi Jawa Timur tapi sampai luar Jatim bahkan luar negeri.
Awal Desember lalu misalnya, saya menyaksikan kesibukan luar biasa di gedung Dakwah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laren, Lamongan. Puluhan anak muda dan ibu-ibu menyiapkan dan mendistribusikan paket sembako bantuan kemanusian untuk para korban banjir di desa-desa terdampak.
(Baca: Jadi Pimpinan Muhammadiyah Itu Harus Menggembirakan Umat dan Di Tangan Muhammadiyah Bhaksos Jadi Menggembirakan)
Mereka seperti tak kenal lelah, berhari-hari melakukan aktivitas sosial kemanusiaan. Aura keikhlasan dan kegembiraan terpancar dari wajah-wajah mereka lantaran bisa membantu masyarakat yang terkena musibah. Bantuan pun terus berdatangan, baik berupa uang maupun barang, terutama yang dihimpun melalui Lazismu.
Warga Muhammadiyah memang dikenal cepat tanggap dan peduli. Dengan spirit “Al-Ma’un” yang diajarkan KH Ahmad Dahlan, mereka gampang tersentuh dan cepat membantu jika ada warga masyarakat terkena musibah.
(Baca juga: Bantu Korban Banjir dengan Gembira: Cara Warga Muhammadiyah Amalkan Spirit Al Maun dan 6 Resep ber-Muhammadiyah dengan Gembira)
Semua aktivitas itu tidak ada yang berbasis uang, tapi karena kemauan keras dan usaha sungguh-sungguh dari para aktivisnya. Diyakini bahwa Muhammadiyah ini jika diurus dengan serius berkahnya akan luar biasa. Berapa pun dana yang diperlukan akan tercukupkan, dan buahnya dapat dirasakan oleh banyak orang. Sebaliknya jika menunggu punya uang baru berkegiatan, dijamin tidak akan pernah ada kegiatan dan tidak akan pernah punya uang.
Walhasil, gerakan dakwah bersimbol matahari ini bisa berkembang hingga sekarang bukan karena uang. Tapi karena gagasan besar, kreativitas dan kesungguhan pemimpinnya. Kalau sang pemimpin hanya pandai mengeluh dan menyalahkan, pasti tidak menggairahkan. (*)
*) Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim. Tulisan ini adalah pengantar materi pada acara Baitul Arqam Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Madura, di Pamekasan, 24 Desember 2016