Siswa Smamsatu Jalani Psikotes, agar Tak Salah Jurusan Perguruan Tinggi

Siswa Smamsatu mengikuti sub tes grafis (Istimewa/PWMU.CO)

Siswa Smamsatu Jalani Psikotes, agar Tak Salah Jurusan Perguruan Tinggi, laporan kontributor PWMU.CO Estu Rahayu .

PWMU.CO - Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) SMA Muhammadiyah 1 ( Smamsatu ) Gresik menyelenggarakan tes psikologi (psikotes) kepada seluruh siswa kelas XI. Psikotes dilaksanakan di ruang kelas lantai 4 gedung baru Smamsatu Gresik, Sabtu (11/12/2021).

Program Unggulan Smamsatu

Koordinator BK SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik Wiwit Rahmya Rosintan MPsi Psikolog mengatakan pelaksanaan psikotes peminatan karier kelas XI ini merupakan kegiatan yang mendukung program unggulan Smamsatu Gresik yaitu Penyusunan Proposal Masa Depanku.

“Penyusunan Proposal Masa Depanku merupakan paparan menelusuri minat, bakat, dan potensi siswa terkait rencana studi lanjut ke perguruan tinggi, setelah lulus dari SMA nanti,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti 210 siswa kelas XI (ICO, MBS, dan Reguler). Dengan diadakannya kegiatan ini, menurutnya, siswa lebih mengenali dirinya serta memahami minat dan karirnya. Sehingga dalam pemilihan jurusan di perguruan tinggi tidak bimbang dan lebih pasti.

Wiwit, sapaannya, menjelaskan, psikotes yang dikerjakan terdiri dari beberapa sub tes. Setiap sub tes mengukur aspek yang berbeda. Di antaranya yang paling sering digunakan yaitu IST untuk mengukur IQ siswa. Tes grafis (Warteg, BAUM,dan DAM) atau menggambar dan 16 PF untuk mengetahui kepribadian siswa. RMIB untuk mengetahui minat karir siswa. Dan MI (Multiple Intelegence) serta Gaya Belajar siswa.

Sub Tes Grafis Lebih Diminati

Tampak sebagian besar siswa sangat antusias dalam kegiatan psikotes tersebut. Siswa datang 15 menit sebelum tes dimulai. Mereka sudah menyiapkan alat tulis yang akan digunakan. “Pada subtes pertama, yaitu IST siswa sangat serius dengan apa yang mereka kerjakan karena dibatasi dengan waktu pada setiap pengerjaan,” ujar Wiwit.

Namun meskipun dibatasi waktu, lanjutnya, mereka terlihat tetap serius dan tidak tegang. Beberapa siswa mulai lebih nyaman saat memasuki subtes Grafis, karena mereka tidak diharuskan mengerjakan soal. Namun, mereka diminta menggambar sesuai dengan imajinasi dan apa yang ada pada diri siswa.

Baca sambungan di halaman 2: Agar Tidak Salah Jurusan

Siswa Smamsatu Jalani Psikotes agar Tak Salah Jurusan Perguruan Tinggi. Siswa Smamsatu mengikuti sub tes grafis. (Istimewa/PWMU.CO)

Agar Tidak Salah Jurusan

Yasmin Rahmania siswa kelas XI MIPA 2 (ICO Class) mengungkapkan pendapatnya setelah tes berlangsung. "Psikotes ini seru banget. Walaupun agak capek, karena tesnya banyak banget. Tapi excited sama hasilnya. Penasaran minat sama potensi aku tuh dimana. Biar nggak salah ambil jurusan nanti kalau kuliah. Saya paling suka waktu tes bagian ‘dia kata’ yang harus diwakilkan satu kata."

Yasmin berharap psikotes selanjutnya nggak pakai paper . Soalnya kan Smamsatu sekarang udah canggih, jadi bisa lewat web atau aplikasi. Terus kayak menggambar manusia bisa diganti pakai clay/plastisin, jadi kita kayak bikin patung bentuk manusia."

Sedangkan Nadia Nafista, siswa kelas XI IPS 1 dan santri MBS mengungkapkan, psikotes ini, walaupun bikin pusing---karena banyak banget dan pertanyaannya sangat mendetail---tetapi saya harap dengan psikotes ini saya bisa mengetahui karakter saya dan karier apa yang cocok untuk saya tekuni dimasa depan kelak. Dan bagian yang saya suka itu waktu menggambar.

Nadia beerharap ke depannya semoga psikotes Smamsatu lebih baik lagi dan berinovasi agar psikotes kedepannya dapat dikemas secara lebih praktis."

Baca sambungan di halaman 3: Himpunan Data BK

Gedung baru SMMA Muhammadiyah 1 Gresik (Istimewa/PWMU.CO)

Himpunan Data BK

Wiwit Rahmya Rosintan MPsi Psikolog menuturkan pentingnya mengetahui potensi siswa. Dia mengatakan, "Sangat diperlukan untuk mengetahui minat, bakat dan potensi siswa terkait minat kariernya, agar bisa menjadi data awal atau himpunan data bagi BK. Agar bisa mengarahkan dan membimbing siswa sesuai cita-citanya.”

Dan yang terpenting, lanjutnya, supaya tidak ada salah jurusan atau pemaksaan kognitif pada setiap individu. “Agar individu tersebut bisa bahagia dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi nanti dan bisa sukses", tegasnya.

“Semoga kegiatan layanan BK ini bermanfaat dan mampu memberikan suntikan semangat bagi seluruh peserta didik untuk bertahan “sehat jiwa & raga” di masa pandemi ini,” ujarnya (*)