PWMU.CO – Ibu-ibu ini mempraktikkan betul, bahwa dakwah Islam tidak mengenal usia. Meski sudah berumur 70-80 an, tetapi mereka masih aktif berdakwah lewat Aisyiyah. Bahkan, mereka tidak mau jika dibilang sepuh.
Siti Chalimah, misalnya. Meski aktivis Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Wetan Pasar Kota Malang ini sudah berusia 80 tahun, tetapi masih energik mengikuti kegiatan Aisyiyah. Padahal, di jantungnya terpasang 3 ring (cincin/stent)–alat yang dipakai untuk melebarkan pembuluh darah koroner di jantung. Dengan ditemani putrinya, Dewi Maryam–yang juga aktivis Aisyiyah–Chalimah berkegiatan dakwah.
(Baca: Sambil Menangis, Pendiri Aisyiyah Malang Berusia 100 Tahun Ini Semangati Kadernya dalam Berjuang dan Bu Rono, Pejuang Aisyiyah Berusia 100 Tahun Itu Wafat)
Selain Chalimah, Hj Sholichah (74 tahun) dari PRA Kayutangan juga punya mobilitas tinggi. Pengurus aktif TK ABA 9 ini hampir tidak pernah absen dalam kegiatan Aisyiyah. Dengan langganan becaknya, ia mendatangi di mana digelar kegiatan Aisyiyah. Ada juga Sumiati (71 tahun) anggota PRA Tongan dan Hj Watini (74 tahun) dari PRA Gadingkasri.
Atas dedikasinya itu, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Klojen Kota Malang mengapresiasi mereka dengan dengan memberikan hadiah kenangan. Keempat senior itu pun kaget sekaligus bahagia. Sebab, pemberian apresiasi itu tidak dikabarkan sebelumnya. Memang, acara yang berlangsung di Gedung Aisyiyah Kauman Malang, Kamis (29/12) itu, sebenarnya adalah acara rutin.
(Baca juga: Saat Ibu-Ibu Aisyiyah Menjadi Ibu dari Anak-Anak Jalanan di Hari Ibu dan Fakta, Aisyiyahlah Pelopor Hari Ibu)
”Ini bukan sembarang hadiah. Tapi wujud penghormatan PCA pada kami berempat yang tidak bisa dinilai dengan segunung emas,” ungkap Sholichah.
Ketua PCA Klojen Uswatul Hamidah mengatakan, bahwa apresiasi itu diberikan pada para ‘Ibu’-nya Aisyiyah pada momen yang masih berasa Hari Ibu. “Mereka luar biasa dalam setiap kegiatan. Masih selalu partisipatif sekaligus membina anggota–anggota yang masih belum faham benar dalam ber-Aisyiyah,” tuturnya pada pwmu.co. Bersama mereka, tambah Uswatul, kami bisa belajar banyak hal dan bisa berbenah untuk gerak Aisyiyah lebih baik kedepan. (Uzlifah)