Prof Abdul Mu’ti: Musibah Ladang Dakwah Muhammadiyah, laporan kontributor PWMU.CO Slamet Hariyadi
PWMU.CO – Pernyataan tentang musibah sebagai ladang dakwah Muhammadiyah disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd.
Dia menyampaikan pada Resepsi Milad Ke-109 Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan di SPBU PT Syirkah Surya Amanah di Desa Bunut, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Ahad (12/12/21).
Orang Iman Diuji
Sebelum membahas musibah sebagai ladang dakwah Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menjelaskan tentang ujian orang beriman, termasuk di dalamnya musibah.
Dia mengutip surat al-Ankabut ayat 2, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
Jadi, kata Mu’ti, jangan merasa cukup mengatakan dirinya beriman dan dia merasa aman dan nyaman.
Dia menjelaskan, di antara cara Allah menguji hambanya itu adalah dengan mendatangkan fitnah atau musibah. “Kita ini diuji dengan berbagai macam musibah, kesulitan, kekurangan. dan bentuk-bentuk ujian lainnya, bahkan kita diuji dengan keberhasilan,” terangnya.
Mu’ti melanjutkan, ada orang diuji dengan dengan kekurangan, tapi ada orang diuji dengan kekayaan. Ada orang hidupnya ketulo-tulo nelongso, tapi ada orang yang hidupnya mulyo terus
“Itu semuanya adalah ujian. Tetapi manusia kadang-kadang tidak sadar kalau diuji kekurangan itu biasanya manusia sadar, kalau diuji dengan keberhasilan. Itu manusia kurang ajar,” ujarnya.
Ia mencontohkan seperti Firaun. “Firaun itu kan ndak pernah sakit. Sebagai seorang kepala negara Firaun itu sukses. Maka ndak ada yang melawan atau mendemo. Karena saking hebatnya sebagai pemimpin, merasa orang super sehingga merasa dirinya sebagai tuhan,” terangnya.
Abdul Mu’ti menjelaskan, dalam ilmu akhlak itu ada ujian yang namanya istidraj. Yakni ujian dengan berbagai macam keberhasilan. “Kalau bahasa Lamongan itu diulu-ulu. Kalau orang rezekinya gampang itu kadang-kadang syukurnya kurang,” ujarnya.
“Karena itu maka Allah menguji kita dan kemudian dengan diuji itu akan terlihat siapa orang yang benar imannya dan siapa orang yang mendustakan Allah dan Rasulnya,” tambahnya.
Baca sambungan di halaman 2: Optimis di Tengah Musibah