Optimis di Tengah Musibah
Prof Abdul Mu’ti menersukan, dua tahun ini, kita diuji dengan pandemi Covid-19. Dan dari situ terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah. Siapa yang optimis dan siapa yang pesimis.
“Tapi Muhammadiyah termasuk kelompok yang optimis. Bahkan tidak sekadar Muhammadiyah termasuk yang optimis, tapi juga kelompok yang progresif dan konstrutif. Muhammadiyah itu menurut lembaga survei disebut sebagai organisasi paling dermawan se-Indonesia,” ujarnya yanglangsung disambut tepuk tangan hadirin.
Mu’ti menambahkan, dana yang dihimpun Muhammadiyah selama Covid-19 ini itu lebih dari satu triliun.
“Saya sebenarnya tidak sombong atau riya. Tetapi saya ingin menyampaikan sebagai pertanggungjawaban kami di PP bahwa semua sumbangan itu kami tasarufkan, kami bagikan, kepada mustahik yang berhak menerimanya,” terangnya.
Mu’ti bercerita, sewaktu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
datang ke kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dia menyebutkan bahwa 81 rumah sakit Muhammadiyah siap membantu pasien Covid-19.
“Pak Menkes agaknya kaget dengan angka itu. Lalu Menkes tanya rumah sakit Muhammadiyah berapa Pak Sekum (sekretaris umum)?”
Lalu Mu’ti menjawab kalau dengan klinik 500 lebih. “Akhirnya Pak Menkes mantuk-mantuk (mengangguk),” ujarnya.
Mu’ti menjelaskan, laporan terakhir yang diterimanya, rumah sakit Muhammadiyah dan aisyiyah yang terlibat dalam pelayanan Covid-19 ada 117 di seluruh Indonesia. “Belum lagi
gerakan Ibu-ibu Aisyiyah, termasuk yang terbaik untuk lumbung makan adalah Aisyiyah Lamongan,” kata dia.
“Inilah yang sekarang menjadi pembuktian sehingga ketika mengikuti pidato Presiden Joko Widodo waktu milad itu, presiden berterima kasih kepada Muhammadiyah,” tambahnya.
Oleh karena itu mewakili PP Muhammadiyah Mu’ti menyampaikan terima kasih yang setulus-tuluanya kepada seluruh warga Persyarikatan Muhammadiyah, Aisyiyah, dan simpatisannya yang telah bahu-membahu membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan selama pandemi Covid-19.
Baca sambungan di halaman 3: Musibah Pasti Berlalu