Aisah Dahlan Bikin Din Syamsuddin Rasakan Fakultas Neurosains laporan kontributor PWMU.CO Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – “Dua jam lebih kita seolah-olah berada dalam ruangan Fakultas Neurosains,” ujar Prof M Din Syamsuddin MA PhD, di Pengajian Virtual Orbit, Kamis (16/12/21) malam.
Din Syamsuddin ingat ketika dulu belajar di University of California Los Angeles (UCLA) sekitar tahun 1990, kemudian melewati gedung tinggi tempat studi Neurosains. Saat itu dia mengaku belum memahami kajian neurosains, sehingga melewatkannya begitu saja.
“Dalam psikologi mungkin banyak relativisme, sangat tergantung kepada penyimpulnya. Tapi neurosains yang dikaitkan dengan tubuh manusia ini luar biasa, menjelaskan hal-hal yang sebenarnya sudah disebut di dalam Kitab Suci,” ungkapnya setelah menyimak pemaparan dr Aisah Dahlan CHt CMNLP.
Din Syamsuddin pun berterima kasih pada dr Aisah Dahlan yang akhirnya bisa hadir di tengah pengajian rutin binaannya itu. Prof Din menilai, banyak Orbiters—jamaah Orbit—memanfaatkan kehadiran Aisah Dahlan untuk curhat dan konsultasi dalam waktu yang terbatas.
Neurosains dalam Perspektif Agama
Din Syamsuddin menyatakan keinginannya mampu melihat prinsip-prinsip Neurosains dari perspektif agama. “Karena sejatinya tidak ada pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan, khususnya natural science, termasuk neuroscience,” terangnya.
Dari pemaparan dr Aisah Dahlan, Din Syamsuddin menyimpulkan, ada pengembusan roh dalam diri manusia sehingga organ-organ tubuh berfungsi. Dia menjelaskan, sebelumnya, diri manusia sudah sempurna seperti yang al-Quran terangkan, “Kemudian Kami sempurnakan kejadian manusia setelah beberapa waktu dalam kandungan ibu, namun baru berfungsi setelah ada pengembusan ruh!”
Prof Din mengumpamakan roh seperti aliran energi yang sangat kuat. “Langsung dari Sang Maha Pencipta, maka berfungsilah tubuh itu. Allah embuskan padanya dari ruhnya. Mata yang sudah lengkap tapi belum melihat, telinga yang sudah ada tapi belum mendengar. (Kemudian) mata bisa melihat, telinga bisa mendengar,” terangnya.
Kemudian dia menyimpulkan, neurosains membantu memahami penyempurnaan struktur jasmaniah manusia. “Tazkiyatul jismi, tazkiyatul badani. Masyaallah, terdiri dari banyak jaringan-jaringan sehingga sekarang ada korelasi antara jantung dan otak,” jelas Din Syamsuddin.
Memahami ini, Din Syamsuddin mengajak jamaah bersyukur. “Mensyukuri kemahakuasaan sekaligus kemahasempurnaan Allah Swt yang telah menciptakan jasmani manusia lewat proses yang sangat indah dalam kandungan ibu,” ungkapnya.
Tapi, lanjutnya, apa yang ada dalam tubuh tidak sesederhana yang tampak: ada kepala, tangan, dan kaki. “Terdiri dari begitu banyak jaringan yang sangat rumit. Pengembusan ruh membuat jaringan-jaringan itu berfungsi!” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 2: Dimensi Ilahi