Pengalaman Tiga Kepala Sekolah Kembangkan Kurikulum dan Inovasi Pendidikan, laporan kontributor PWMU.CO Ririn Masfaridah.
PWMU.CO – Pengembangan kurikulum dan inovasi pendidikan disampaikan tiga pemantik dalam Muhammadiyah Educational Conference, Sabtu (18/12/2021).
Dalam acara yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dengan Forum Komunikasi dan Silaturrahim Sekolah/Madrasah Muhammadiyah (Foskam) Jawa Timur itu, tiga pemantik mengungkapkan kurikulum yang diterapkan masing-masing sekolah dan inovasi yang sudah dilakukan selama awal Covid-19 hingga saat ini.
Tiga pemantik itu adalah Kepala SD Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo Enik Choirul Ummah MPd MSi, Kepala SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik Fony Libriastuti MSi, dan Kepala MTs Muhammadiyah 2 Paciran Lamongan Millazul Faida MPdI.
Enik Choirul Ummah menjelaskan pengembangan kurikulum operasional sekolah. Kurikulum yang diterapkan nantinya adalah kurikulum prototipe. Kurikulum ini diterapkan untuk melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya.
“Ada tiga dasar yang digunakan dalam penerapan kurikulum prototipe. Yaitu kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik (orientasi holistik), kurikulum tidak lagi berbasis konten melainkan berbasis kompetensi, dan kurikulum dirancang sesui konteks (kontekstualisasi) dan kebutuhan murid (personalisasi),” terangnya.
SD Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo (SD Mumtaz), lanjutnya, memiliki dimensi kurikulum yang memuat enam unsur. Yaitu muatan umum, muatan al-Islam dan KMD, muatan prestasi, muatan talenta, muatan pengembangan diri, dan muatan inklusi.
Empat Kurikulum Spemdalas
Fony Libriastuti menyampaikan ada empat kurikulum yang diterapkan di Spemdalas. Meliputi kurikulum nasional, kurikulum Muhammadiyah, kurikulum internasional, dan kurikulum pengembangan sekolah.
“Dari empat kurikulum yang diterapkan Spemdalas, sekolahnya memberikan layanan pendidikan dan menghasilkan profil kompetensi lulusan yang memuat lima aspek yaitu aspek akademik, aspek karakter, aspek al islam, aspek pengembangan diri, dan aspek kesehatan,” terangnya.
Baca sambungan di halaman 2: Inovasi Pendidikan