Hidupkan Dakwah Pencerahan dan Berkemajuan, laporan kontributor PWMU.CO Irma Sonya Suryana.
PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Dr Taufiqulloh MPdi mengatakan ada kata kunci yang harus dikuatkan pemahamannya dan dihidupkan dalam berjuang di Muhammadiyah, yaitu dakwah pencerahan dan berkemajuan.
Hal itu dia katakan dalam acara Musyawarah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (Musypimcab) GKB yang digelar oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gresik Kota Baru (PCM GKB) di Royal Hotel Tretes Pasuruan, Sabtu (1812/21).
Taufiqulloh menjelaskan, landasan teologis dakwah pencerahan adalah Surat Ibrahim ayat 1. “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
Landasan Islam Berkemajuan
Sementara itu, kata dia, ada empat ayat yang menjadi landasan Islam berkemajuan. Pertama Surat al-Ashri yang mengajarkan disiplin waktu.
“Seorang pemimpin yang memiliki disiplin waktu mencerminkan kepribadian yang berkemajuan,” ujarnya.
Taufiqulloh mengkritik Muhammadiyah sering mengklaim sebagai umat yang berkemajuan, namun banyak pimpinan yang masih menyia-nyiakan waktu.
“Berdasarkan AD/ART di beri masa periode selama lima tahun. Tapi dalam periode tersebut tidak berbuat apa-apa. Itu bahian dari menyianyiakan waktu,” contohnya.
Kedua Surat al-Mujadalah ayat 11, yang mengajarkan terus-menerus melakukan penguatan dalam aspek keimanan dan keilmuan.
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ketiga, Surat al-Hasyar ayat 18 yang mengajarkan berorientasi pada pemikiran masa depan atau berpikir proyektif. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ubah Diri Sendiri
Landasan terkahir Surat ar-Ra’du ayat 11: “Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Juga Surat al-Anfal ayat 53. “(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu menubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dua ayat itu, menurut Taufiqulloh, mengajarkan untuk terus-menerus melakukan perubahan untuk perbaikan. “Karena Allah tidak alan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu yang mengubah dirinya,” ujarnya.
Dia berharap perubahan di Muhammadiyah adalah ke arah kemajuan. Dan bukan perubahan ke arah keburukan, seperti dinayatakan surat an-Anfal di atas, yaitu terjadinya siksa. Perubahan dari nikmat menjadi laknat.
“Itu adalah perubahan yang sama sekali tidak kita inginkan. Yang harus kita dorong adalah perubahan seperti dalam Surat Ar-Ra’du dan jangan sampai perubahan seperti Surat Al-Anfal,” terangnya.
Baca sambungan di halaman 2: Dua Amanah Muktamar