Bagaimana Proses Rindu dan Cemburu Muncul pada Pasangan? Laporan kontributor PWMU.CO Sayyidah Nuriyah
PWMU.CO – Bagaimana Rindu dan Cemburu Muncul pada Pasangan? Hal ini dr Aisah Dahlan CHt CMNLP jelaskan pada Pengajian Virtual Orbit bertema “Benci dan Rindu, Tinjauan Neurosains”, Kamis (16/12/21) malam.
Aisah Dahlan mengungkap peran zat pengikat antarpasangan. “Sebelum jadi suami istri, waktu taaruf dan bertemu, walaupun duduknya agak berjauhan, feromon atau zat pengikat ini keluar dari tubuh masing-masing,” jelas dia.
Biasanya aroma itu—baik pada laki-laki maupun perempuan—keluar dari ketiak, belakang telinga, hidung, mulut, permukaan kulit, dan kemaluan lalu menyebar ke udara. “Ini ditangkap hidung masing-masing pasangan,” ungkapnya.
Feromon itu, lanjutnya, dibawa ke hipotalamus—di dekat kelenjar pituitari—sehingga mengaktifkan hormon dopamin, phenyletilamine (PEA), serotonin, dan vasopresin. Aisah Dahlan lantas mengungkap peran masing-masing hormon tersebut.
Peran Hormon terhadap Rindu
Pertama, dopamin. Berperan menciptakan rasa senang dan menginginkan sesuatu. “Dopamin meningkat sehingga meningkatkan keinginan untuk bertemu. Inilah yang disebut rindu,” ujarnya di Zoom Meeting.
Dalam dosis yang wajar bisa menciptakan energi tinggi, menunda rasa lelah, menurunkan kebutuhan tidur, dan selalu memikirkan objek yang dicintai. Selain itu juga meningkatkan kegembiraan, fokus perhatian, dan aktivitas fisik.
Kedua, serotonin. Berperan menciptakan sensasi terbayang wajah atau hal yang dirindukan. Ketika serotonin terstimulasi keluar, memicu keinginan untuk melakukan sesuatu berulang. Dia mencontohkan, “Keinginan terus bertemu dan memikirkan berulang-ulang.”
Ketiga, oksitosin. Berperan memperkuat keterikatan yang ada sehingga membuat seseorang lebih pengertian. Oksitosin meningkatkan empati dan toleransi terhadap orang yang diperhatikan.
“Kita tahu suami istri beda wataknya, tingkah lakunya, tapi feromon tadi menstimulasi oksitosin, membuat seseorang jadi mau mengerti,” tuturnya.
Keempat, vasopresin. Inilah yang memunculkan ketertarikan hubungan jangka panjang. Kata dr Aisah, vasopresin membuat seseorang bertahan dengan pasangannya, setia melakukan monogami.
Vasopresin keluar setelah berhubungan intim suami-istri. “Artinya, frekuensi hubungan intim suami istri mempengaruhi kesetiaan seseorang,” ujarnya.
Baca sambungan dii halaman 2: Otak Reptil dan Cemburu