PWMU.CO– Ngaji Kristologi bersama Ustadz Bangun Samudra berlangsung di MI Muhammadiyah 28 Raya Bangkingan Surabaya, Ahad (19/12/2021) pagi.
Acara ngaji Kristologi Ahad pagi itu diadakan oleh Majelis Tabligh PCM Lakarsantri dengan topik Menjaga Akidah dari Gerakan Kristenisasi.
Ustadz Bangun Samudra mengatakan, zaman milenial ini zaman gendeng karena ada yang menghendaki praktik agama dicampur aduk. Padahal dalam ajaran Islam ada hadits mengatakan,
من تشبه بقوم فهو منهم
Man tasyabbaha bi qaumin fa huwa minhum. Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia golongan mereka.
Begitu juga dengan ucapan Natal yang mulai dipaksa-paksakan kepada kaum muslim supaya mengucapkan kepada orang Kristen, menurut dia, sebagai praktik toleransi beragama yang campur aduk dan kebablasan.
”Natal itu bahasa Yunani artinya kelahiran. Ajaran gereja itu terkait dengan dogma kelahiran anak tuhan. Putra Allah. Jadi mengucapkan Selamat Hari Natal berhubungan dengan dogma Kristen,” ujar mantan pastur ini.
Dari segi bahasa, kata dia, menurut kamus Bahasa Indonesia kata ’selamat’ mengandung makna kebenaran dan keberkahan hidup. Kalau kata ’selamat’ ditempel dengan kata ’Natal’ berarti kebenaran dan keberkahan hidup atas atas anak Allah.
”Dalam ajaran Islam ini sudah jelas bertentangan dengan surat al-Ikhlas. Qul huwallahu ahad Allahushshomad lam yalid walam yulad wa alam yakun lahu kufuwan ahad,” tandas Ustadz Bangun yang pernah jadi presenter TVRI Surabaya ini.
”Toleransi gendeng kalau ada umat Islam ikut nyanyi sambil membawa lengkap peralatan musik sak kiaine dalam kebaktian gereja,” tuturnya.
Menurut Ustadz Bangun Samudra yang menetapkan perayaan Hari Natal pada 25 Desember itu Paulus. Kelahiran Yesus itu dipaskan dengan perayaan kelahiran Dewa Matahari yang dirayakan di Rumawi supaya agama Kristen bisa diterima orang Eropa.
Dijelaskan, Paulus itu orang yang mengaku murid Yesus padahal dia hidup 400 tahun setelah zaman Yesus. Cara dia menjalankan Kristenisasi itu berpura-pura menjadi warga masyarakat yang menjadi targetnya. Seperti tertuang dalam I Korintus 9: 20 ini.
Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi.Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat,sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.
”Bahkan Paulus ini juga mengaku di dalam dirinya ada roh Allah seperti disebutkan dalam suratnya I Korintus 7: 40 berbunyi: Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah,” katanya.
Sejak zaman Paulus inilah ajaran asli Yesus menjadi hilang esensinya. Ajaran Kristen yang dianut orang hingga hari ini sebenarnya ajaran Paulus. Sebab ajaran Yesus sendiri mengajarkan tauhid, dan dirinya hanyalah utusan bukan tuhan.
”Seperti disebutkan dalam Yohanes 17: 3 berbunyi Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus,” tutur Bangun Samudra.
Tuhan sendiri, sambung dia, dalam kitab Ulangan 18:18-19 berkata: seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini. Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firmanKu yang akan diucapkan nabi itu demi namaKu, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
”Ayat itu meramalkan kedatangan nabi yaitu Nabi Muhammad yang membawa firman Allah. Nenek moyang Nabi Muhammad kalau diruntut ke atas bertemu dengan Nabi Musa, Ismail, Ya’kub, dan nabi Ibrahim,” tandasnya.
Ustadz Bangun Samudra juga menjelaskan, Alkitab yang diakui sebagai kitab suci Kristen ditulis sekian abad setelah zaman Yesus. Itupun tidak ada siapa saja yang meriwayatkannya. Misalnya Kitab Perjanjian Baru Lukas hanya menulis keterangan dalam pasal 3: Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu.
”Bedakan dengan penulisan hadits. Satu hadits sanad riwayat harus jelas nama dan riwayat hidupnya bersambung hingga kepada Nabi saw. Itu disebut hadits sahih,” tandasnya.
Karena di penulisan kitab suci lain metodenya tidak seperti itu, kata Ustadz Bangun Samudra, maka yang terjadi diberi Allah Zabur diganti Mazmur, diberi Taurat diganti Talmud, diberi Injil berganti Bibel.
”Hanya al-Quran yang diturunkan dalam bahasa Arab kepada Nabi Muhammad tetap terpelihara, tidak berubah, semenjak zaman Nabi hingga hari ini padahal sudah 1400 tahun,” jelasnya.
Tentang ajaran Yesus atau Nabi Isa, Allah menjelaskan dalam al-Quran
لَقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ ٱلْمَسِيحُ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
”Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun,” demikian kata Ustadz Bangun Samudra mengutip surat al-Maidah: 72 mengakhiri ngaji Kristologi. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto