Terapi Memaafkan
Islam, lanjut dr Aisah Dahlan, sudah mengajarkan untuk selalu memohon ampun kepada Allah. “Kalimat Astaghfirullahaladzim adalah suatu kalimat permohonan ampun kita kepada Allah karena kita tanpa terasa membenci diri kita sendiri dan akhirnya mendholimi diri kita sendiri,” jelas dia.
Jika sudah sering beristighfar tapi masih sering benci ke diri sendiri, maka narasinya bisa ditukar dengan, “Untung sudah istighfar. Kalau nggak, tambah jengkel sama diri sendiri.” Apalagi peristiwanya berkaitan dengan ikatan emosi negatif.
Dia pun menyarankan agar mengambil waktu rileks untuk memaafkan diri sendiri. Misal setelah shalat atau sebelum tidur. “Setelah beristighfar bisa mengucapkan ‘Ya Allah saya maafkan diriku’,” tuturnya.
Dalam ilmu neuro linguistic program (NLP), kita bisa mengaktifkan otak kiri dan kanan dengan seolah menghadirkan diri kita sedang berada di depan kita. “Kemudian bilang ‘Wahai diri, saya maafkan dirimu. Saya tahu kamu sudah sebegitu susahnya untuk berjuang menjadi istri dan ibu’,” tambahnya.
Aisah Dahlan menganjurkan untuk mengawali terapi memaafkan itu dengan basmalah. “Lalu izin kepada Allah ‘Ya Allah, aku ingin memaafkan diriku’,” ucapnya. Dalam Islam disebut muhasabah.
Kalau sudah dilakukan tapi masih merasa benci, Aisah Dahlan menganjurkan untuk mengulang lagi terapinya. “Karena bisa jadi, waktu kejadian membenci diri sendiri itu sudah terjadi dalam waktu yang lama dan selalu dipikirkan berulang-ulang sehingga koneksi neuron double,” terangnya.
Untuk merasakan hasil terapi memaafkan ini, dr Aisah Dahlan mengimbau untuk melakukannya selama 40 hari berturut-turut. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni