Kunci Menjaga Eksistensi
Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya itu melanjutkan pemaparannya tentang pentingnya adaptasi dan berani mengambil langkah berbeda.
Arba’iyah Yusuf menyebutkan ada lima poin yang menjadi kunci aksi Muhammadiyah untuk menjaga eksistensi pendidikan, yaitu:
- Mendidik secara istikamah, menyelesaikan persoalan learning lost.
- Rekonstruksi kurikulum.
- Renewing the learning strategy.
- Melaksanakan empat pilar pendidikan yakni learning to know, learning to do, learning to be, learning to do together.
- Mendidik dengan keseimbangan dan keseluruhan (balance and wholeness).
“Kelimanya adalah aksi-aksi yang dilakukan Muhammadiyah dalam menjaga eksistensi sekaligus mengembangkan pendidikan, dalam kondisi apapun,” ujarnya.Dia menjelaskan, melaksanakan pendidikan secara istikammah atau konsisten adalah hal utama untuk menjaga kualitas dan bukti bersungguh-sungguh dalam mengembangkan pendidikan.
“Selanjutnya rekonstruksi kurikulum, perlu ada penyesuaian-penyesuaian yang menyeimbangkan laju perkembangan jaman sebagaimana relevan dengan poin kelima,” terangnya
Tentang melakukan pembaharuan strategi pembelajaran (renewing the learning strategy), menurutnya, sudah barang tentu inilah yang harus terus dilakukan.
“Mengingat kondisi-kondisi tertentu tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran secara biasa, normal, dan tatap muka,” ujarnya.
Karenanya, sambung dia, perlu ada inovasi dan pembaharuan yang diimplementasikan untuk dapat menjaga kelangsungan pendidikan dan pengajaran.
Terkait menjaga empat pilar pendidikan, Arbaiyah mengatakan perlumengembalikan tujuan belajar sebagai langkah untuk dapat menjadi pribadi yang paham, mampu mengaktualisasikan ilmu, dan berkolaborasi dengan baik.
Menyinggung point kelima, wanita kelahiran Ponorogo itu menegaskan, pendidikan bertujuan menjaga keseimbangan individu, baik secara fisik maupun rohani. “Juga sebagai penyebaran informasi dan pembaharuan sehingga berkembang secara massif dan berkualitas dalam ruang lingkup masyarakat,” kata dia.
Pendidikan Holistik di Muhammadiyah
Arbaiyah menambahkan, menjalankan pola pendidikannya secara holistik, Muhammadiyah memiliki enam aspek dalam ukuran ketercapaian itu. Ialah: spiritual, intelektual, emotional, sosial, estetika, dan fisik.
Dia menegaskan, keenam aspek di atas menjadi pola yang diterapkan dalam mencapai output pendidikan yang baik. “Muhammadiyah selain menjadi solusi dengan segala inovasinya dalam bidang pendidikan, juga menerapkan prinsip relevansi pendidikan,” jelasnya.
Menurutnya, aksi hingga penerapan enam aspek holistik tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong sekolah Muhammadiyah untuk selalu menjadi relevan atas segala bentuk kondiri. Layak dan berkembang seiring perkembangan yang terjadi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni