Persiapkan Isi Kepala dan Tas
Maka, sambungnya, berdasarkan hal ini sebaiknya Muhammadiyah juga mengambil peran politik kekuasaan. “Untuk itu perlu dipersiapkan beberapa hal di antaranya jumlah kepala, isi kepala, dan isi tas,” ujarnya.
Dia menjelaskna, yang dimaksud jumlah kepala itu meliputi berapa banyak konstituen yang dimiliki oleh kader Muhammadiyah.
“Namun tidak cukup hanya itu, isi kepala yakni pemikiran dan isi tas yakni modal finansial harus ikut serta agar eksistensi politik kekuasaan dapat tercapai dan terjaga,” ujarnya.
Zainuddin mengatakan, pendidikan dan filantropi yang maju sebagai pertanda isi kepala maju. Namun hal ini tidak efisien karena tidak diiringi jumlah kepala.
Hidupkan Api Ideologi Muhammadiyah
Sementara itu Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik (PDM) Dr Taufiqulloh MPdI berharap peresmian Rumah Perkaderan UMG ini dapat memperkokoh ideologi Muhammadiyah.
‘’Saya merupakan alumni pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) UM Surabaya. Meskipun hanya saya yang terjun di Perserikatan namun api ideologi Muhammadiyah tidak pernah padam pada rekan-rekan lainnya yang mengambil jalur pegawai negeri sipil,’’ jelasnya.
Taufiq menegaskan, peresmian ini merupakan amanah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bahwa perguruan tinggi harus mengembangkan pengaderan dan organisasi otonom.
‘’Sehingga kekhawatiran mantan rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya dr Suherman bahwa banyak pemimpin yang tidak paham agama dapat diatasi,’’ katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni