Bagaimana varian Omicron terdeteksi?
Deteksi standar varian-varian SARS-COV-2 termasuk varian Omicron memerlukan cara yang akurat yaitu dengan cara whole genome sequencing (WGS). Selain itu varian-varian SARS-COV-2 juga dapat dideteksi dengan teknik PCR (polymerase chain reaction).
Tes PCR yang digunakan di Indonesia umumnya dapat mendeteksi keberadaan tiga gen struktural pada virus Corona yakni gen spike (S), gen nucleocapsid (N2) dan gen cangkang (E).
Mengingat bahwa banyaknya mutasi yang terdapat pada gen S (spike) varian Omicron, khususnya pada posisi 69-70, maka gen S ini tidak dapat terdeteksi dengan PCR. Akan tetapi PCR masih dapat mendeteksi gen-gen lainnya.
Oleh sebab itu untuk deteksi awal varian Omicron ini digunakan metode S Gene Target Failure (SGTF), di mana gen S tidak terdeteksi dengan PCR. Fenomena ini disebut juga dengan drop out gen S.
Dengan demikian intrepretasinya adalah jika gen S tidak terdeteksi, maka kemungkinan infeksi virus disebabkan oleh varian Omicron. Sebaliknya, bila gen S terdeteksi, maka kemungkinan infeksi bukan disebabkan oleh varian Omicron.
Hasil swab PCR positif untuk Omicron ini kemudian perlu dianalisis lebih lanjut, menggunakan teknik whole genome sequencing (WGS). Deteksi WGS varian Omicron membutuhkan waktu sekitar 4-7 hari.
Bagaimana cara mengatasi penyebaran varian Omicron?
Omicron menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, dan kita dihadapkan pada kenyataan bahwa adanya peningkatan reinfeksi. Meskipun data awal menunjukkan bahwa varian Omicron hanya menimbulkan gejala ringan, namun tetap harus diwaspadai, kemungkian dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Data awal menunjukkan vaksin masih memberikan perlindungan terhadap rawat inap dan tingkat keparahan akibat infeksi varian Omicron. Penelitian terbatas menunjukkan bahwa dosis tambahan atau booster vaksin dapat menguatkan aktivitas antibodi netralisasi terhadap varian Omicron.
Penerapan protokol kesehatan dan meningkatkan cakupan vaksinasi termasuk vaksinasi pada anak, masih merupakan upaya pertahanan yang teraman dan efektif melawan komplikasi parah Covid-19, terlepas dari varian apapun yang beredar.
Oleh sebab itu disiplin dalam mematuhi anjuran protokol kesehatan, meningkatkan program 3T dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergisi yang seimbang, rutin berolahraga, seraya senantiasa berdoa memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Kuasa, Insyaaallah kita akan terhindar dari wabah Covid-19 ini dan wabah penyakit menular lainnya.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua. Amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni