Siswa Tak Mau Pulang
Khoiro pun mengenang pengalamannya mendampingi para siswa. “Wah, anak-anak sampai nggak mau pulang saking senangnya!”
Sejalan dengan Khoiro, Pudji menceritakan, “Mereka sangat bahagia sekali melihat museum! Minta tiap bulan ‘rekreasi’, biar gak stres katanya.”
Mengingat, kata dia, anak-anak jaman sekarang lebih akrab dengan mal. “Biar wawasan anak-anak tidak hanya mal saja, tapi museum gak ngerti seperti apa isinya, harus banyak tahu tentang masa lalu juga!” tuturnya, Sabtu (25/12/21).
Alimmatul juga membenarkan. “Anak-anak semua pertama kali ke Museum Mpu Tantular. Mereka banyak yang terkejut lihat ada benda-benda seperti itu di sana,” terangnya. Kata dia, kegiatan Outing Class ini juga kali pertama diadakan lagi sejak pandemi merebak dua tahun terakhir.
Pudji pun mengenang antusiasme para siswa saat menonton video candi-candi di Jawa Timur di Gedung Bimbingan Edukasi Museum Mpu Tantular. Sambil menonton, para siswa juga menyimak penjelasan sang petugas museum.
Baca sambungan di halaman 3: Variasi Pembelajaran
Variasi Pembelajaran
Pudji menyadari para siswa belum terlalu akrab dengan kegiatan menggambar di luar ruang. Sebab, biasanya siswa sekadar melukis di kelas atau indoor. Dengan pendidikan di luar kelas itu, lanjutnya, para siswa banyak mendapat asupan ilmu dan referensi menggambar di sana.
“Sebetulnya untuk ekstrakurikuler melukis yang baik seperti itu. Harus melihat obyek langsung untuk langkah awalnya di pendidikan seni,” jelas dia.
Dia lantas menegaskan, “Yang paling penting, hati anak bahagia dan tetap semangat mau berlatih dan belajar melukis.”
Selama proses latihan, Pudji selalu menyajikan pembelajaran yang variatif, termasuk kertas yang dipakai melukis. “Tidak monoton dengan kertas warna putih. Bisa kertas warna hitam, merah, coklat, biru,” urainya saat dihubungi PWMU.CO melalui WhatsApp.
Tujuannya, tambah Pudji, supaya para siswa bisa lebih berpikir kreatif. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni