Permainan Berhitung
Peserta Diklat CKS 2021 lainnya, Riza Agustina Wahyu Setia Wati SPdI dari SD Muhammadiyah 1 Kebomas memamerkan karyanya berupa beberapa media pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. Salah satunya ada ‘Bingkai Sepuluh’ yang mempermudah siswa menjumlahkan dan mengurangi bilangan di bawah sepuluh.
Riza—sapaan akrabnya—mempraktikkan cara bermainnya. “Awalnya ada 6 ‘telur’ di atas bingkai. Jika dikurangi 2—2 telur didorong masuk ke kotak—maka siswa bisa menghitung sisa telur yang masih tersisa di atas,” terangnya.
Selain itu, dia juga menggelar ‘Permainan Petak 100’ yang bisa dimainkan dengan ketentuan jika berjalan ke atas atau ke kiri artinya dikurangi 10. Sedangkan jika berjalan ke bawah atau ke kanan, maka ditambah 10. Salah satu pengunjung pun mempraktikkannya.
Riza menyadari, guru sebaiknya menggunakan media baik gambar maupun benda konkret yang siswa pahami agar lebih mudah memahami konsepnya. Sebelumnya, Riza menyelenggarakan In House Training (IHT) Peningkatan Kompetensi Guru dengan Pendekatan ‘Open Ended’ pada November 2021. Dia menghadirkan Fasda Sekolah Inovasi Kabupaten Gresik Fina Vaiqotul Himmah SPd.
Dalam IHT itu, selain diajarkan alternatif media pembelajaran, juga diajarkan integrasi konsep pengurangan dan penjumlahan dengan nilai Keislaman. “Perjuangan Nabi Nuh berdakwah di jalan Allah selama 1000 tahun kurang 50 tahun,” ungkapnya sebagaimana tertuang dalam QS al-Ankabut ayat 14.
Dalam Diklat itu, tidak Riza saja yang dari SD tersebut. Ada Kepala sekolahnya, Luthfi Arif MPd. Hanya saja mereka tidak dalam satu kelompok. Luthfi Arif menunjukkan produk digital learningnya.
Melihat para peserta lainnya memajang print out karya, Luthfi puas mampu menampilkan karyanya secara digital, paperless. Dia menyediakan barcode yang ketika pengunjung scan akan tampil ‘booklet digital’ apik bak lembar buku. Jadi di atas meja stannya justru penuh dengan gelaran buku karya siswanya.
Bacs sambungan di halaman 4: Ular Tangga