PWMU.CO– Cegah kekerasan anak dan gender, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta mengadakan pelatihan menulis esai secara online, Sabtu-Ahad (25-26/12/2021).
Topik penulisan seputar perspektif perlindungan anak dan adil gender. Acara diikuti oleh para penulis lepas di media sosial.
Narasumber pelatihan di antaranya Rita Pranawati MA dosen FISIP dan pembina media online Rahma.id, Dr Sri Mustika MSi juga dosen FISIP, serta Abdul Khohar MIkom, Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Uhamka.
Materi yang disampaikan dalam pelatihan cegah kekerasan anak dan gender ini seperti Mengenal Genre Tulisan Esai, Kiat Menulis Esai Menarik, Perspektif Perlindungan Anak dan Adil Gender. Setelah itu dilanjutkan praktik menulis esai.
Rita Pranawati menyampaikan, penulisan esai terkait isu anak perlu memperhatikan prinsip perlindungan anak dan pemenuhan hak anak.
”Kategori anak memiliki range usia dari 0 hingga 18 tahun. Tulisan terkait anak perlu memperhatikan usia tumbuh kembang. Kekerasan pada anak balita kondisinya berbeda dengan anak remaja,” katanya.
Menulis tentang kekerasan terhadap anak dan perempuan, sambung dia, sebaiknya menulis secara holistik tidak hanya memberikan solusi tunggal.
Menurut dia, penulisan perspektif gender dan anak penting disebarkan karena data kekerasan cukup tinggi. ”Mengutip detik.com, sepanjang Januari-Oktober 2021, Komnas Perempuan telah menerima 4.500 aduan kasus kekerasan terhadap perempuan,” ujarnya.
Data KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), sambung dia, hingga bulan September menunjukkan tingginya angka anak menjadi korban konflik orang tua, anak menjadi korban kekerasan fisik dan psikis, serta anak menjadi korban kasus kekerasan seksual.
Rita mnenerangkan, aktivis telah berupaya mengurangi dan cegah kekerasan anak dan perempuan lewat tulisan seperti dimuat media online Rahma.id. Ini merupakan media alternatif menyuarakan perlindungan anak dan adil gender satu tahun terakhir.
”Menyebarkan tulisan untuk meng-influence narasi dan isu tentang anak, perempuan, parenting, dan keluarga bersama 1.130 kontributor,” tuturnya.
Pembicara lain Sri Mustika menjelaskan berbagai sumber ide agar tulisan berbobot secara eksposisi, argumentasi, deksripsi, maupun narasi.
Bu Ika, panggilan akrab Sri Mustika, menyampaikan, pemilihan kalimat-kalimat yang bias gender dan menilai perempuan dari fisiknya padahal tulisan tidak terkait dengan peristiwanya. Contoh peristiwa perkosaan namun yang ditulis cara berpakaian dari korban.
Hari kedua pelatihan acaranya me-review tulisan peserta yang terkirim. Reviewer dari tim Uhamka dan Rahma.id memberikan masukan baik konten, sistematika, penguatan gagasan dan ide, serta tata cara penulisan. (*)
Editor Sugeng Purwanto