Keseruan di Sumber Maron
Awalnya saya merasa agak canggung karena ini kali pertama mengikuti liburan bersama guru-guru saya dahulu. Tapi setelah saya disapa dan diajak River Tubing, kecanggungan pun hilang dan berakhir makin bersahabat.
Untuk menyusuri sungai, saya dan teman-teman menaiki ban karet. Berpegangan antarkaki dan tangan satu sama lain agar tidak terpisahkan. Biang kerok yang menambah keseruan River Tubing ini adalah derasnya arus sehingga ban yang kami naiki berputar dan tidak dapat melihat jalur depan.
Walaupun sempat terputus pegangan kaki kami, beruntungnya ada tangan-tangan yang spontan menarik pakaian kita sehingga tidak terpisahkan jauh. Kerudung, kaos kaki, dan baju menjadi sasaran empuk untuk ditarik. Walaupun pakaian yang ditarik menjadi berantakan, hal tersebutlah yang membuat kami tertawa.
Bagi yang tidak bisa berenang, tidak perlu takut tenggelam karena ada pemandunya.
Saking asyiknya, kami bermain River Tubing ini dua bahkan berkali-kali. Ada yang menikmatinya dengan tiduran di atas ban, ada yang duduk di atas ban di pinggir sungai tanpa terkena arus, dan ada pula yang dengan tengkurap di atas ban. Berbagai gaya bebas diekspresikan di atas ban, senikmat dan senyamannya.
Bagi yang tidak bisa berenang, tidak perlu takut tenggelam karena ada pemandunya. Tapi jika memang tidak takut, bisa juga tanpa pemandu asalkan bisa menjaga keseimbangan saat berada di atas ban karet. Walaupun begitu, sungai di sini tidak begitu dalam. Bagi orang dewasa hanya 3-5 meter pada jalur terakhir di permainan River Tubing ini yang cukup dalam airnya.
Akhirnya, lelah perjalanan yang ditempuh dari Lamongan ke Sumber Maron selama kurang lebih 5 jam terbayarkan dengan keseruan-keseruan wahana air ini. Rasa penat di kepala dan hati pun seketika hilang karena gelak tawa dan teriakan kami.
Liburan ini juga merupakan ajang bagi saya untuk mendekatkan diri dengan keluarga baru saya. Benar kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni