Antara Jumlah Kepala dan Isi Kepala
Dia menekankan, sebagai konsekuensi menjadi organisasi kelas menengah,mudah dimaklumi jika Persyarikatan memiliki keterbatasan dalam “jumlah kepala’.Namun tak diragukan dalam hal ‘isi kepala’. Bermodal kekayaan ‘isi kepala’ inilah dipastikan Muhammadiyah bisa mengkonsolidasikan potensi warganya.
“Saya sudah membuktikan ketika warga Muhammadiyah terkonsolidasi dan bersedia diajak bersyarikat, ternyata ‘jumlah kepala’ yang dibutuhkan cukup untuk memenangkan kontestasi politik,” ungkap legislator asal Dapil Jatim X Gresik dan Lamongan itu.
Menurutnya, kalau saja terkonsolidasi sehingga tidak hanya berkerumun dan berdiaspora, melainkan bersyarikat, maka diyakini Muhammadiyah bisa menghimpun suara yang signifikan, untuk mengakhiri masa yatim piatu dalam politik kekuasaan.
“Muhammadiyah dengan kontribusinya yang begitu besar di dunia pendidikan, kesehatan, pilantropi, pengurangan risiko bencana dan berbagai kegiatan kemanusiaan seharusnya bisa dijadikan pengungkit dalam menentukan kiblat politik kebangsaan dan proses distribusi alokasi politik kekuasaan,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni