KH Ahmad Dahlan Pemberani
Ketiga, brave. Sosok KH Ahmad Dahkan dijuluki kyai pemberani (brave person). Karakter berani ini muncul, karena beliau memiliki visi hidup yang jelas dan prinsip perjuangan yang kuat. Satu langkah tak mundur ketika perjuangannya dirintangi. Saat diancam agar tidak datang berdakwah ke Genteng Banyuwangi, KH Ahmad Dahlan malah tetap hadir.
“Orang yang mengajak kebaikan dilarang sedang orang yang jelas-jelas mau membunuh dibiarkan,” jawab KH Ahmad Dahlan, ketika diminta petugas keamanan untuk tidak meneruskan dakwahnya di Banyuwangi dan disuruh kembali ke Yogyakarta. KH Ahmad Dahlan akhirnya tetap meneruskan dakwahnya dan orang yang mengancam-nya menjadi pejuang Muhammadiyah.
Karakter brave KH Ahmad Dahlan, perlu dilestarikan. Kita yang berkhidmat di persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah, kepala sekolah, guru dan karyawan untuk menghidup-hidupkan kembali semangat berani tersebut. Tentu dengan cara bil hikmah wa mauidhatil khasanah (hikmah dan bijaksana). Dengan berani ini, marwah Muhammadiyah tetap terjaga dan tidak direndahkan.
Keempat, optimistic. Karakter yang luar biasa dari pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan adalah optimis. Selalu berpandangan baik dalam menatap masa depan. Di mata beliau masa depan itu indah, banyak peluang dan terbentang luas beramal shaleh. Sebab itu, KH Ahmad Dahlan merintis dan mendirikan aneka AUM yang karyanya dapat disaksikan sampai hari ini.
Penggiat amal usaha Muhammadiyah: pempinan, kepala sekolah, guru, pegawai, dan karyawan wajib memiliki karakter optimistic ini. Pengaruhnya besar terhadap perkembangan dan keberlangsungan AUM. Nadi AUM akan terus berdetak kencang jika penghuni-nya optimis. Sebaliknya nadi AUM akan berhenti berdetak jika penghuninya terdiri dari orang-orang yang pesimis.
Kelima, innovation. KH Ahmad Dahlan memiliki karakter hebat yang jarang dimiliki kiai pada umumnya yaitu selalu menampilkan ide cemerlang, karya besar, produk beda, metode, cara dan gaya yang baru (innovation). Ide beliau selalu up datedengan situasi dan kondisi. Karya-nya selalu berbeda dengan karya pada umumnya.
Karakter innovation KH Ahmad Dahlan ini, seyogyanya dipertahankan dan dilestarikan oleh warga, kader, karyawan, dan pimpinan amal usaha Muhammadiyah. Karena mati hidupnya AUM, sesungguhnya tergantung pada daya inovasi dan kreativitas-nya. Saya yakin selama AUM dipegang orang-orang yang kaya inovasi, sejauh itu pula AUM akan lestari.
Karakter KH Ahmad Dahlan sebagaimana yang dipaparkan di atas sangat diperlukan para penggiat AUM untuk melejitkan kinerja prestatifnya, sehingga mampu menatap masa depan penuh gemilang. Amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni