Game ‘Rekening’ Suami Istri
Umi juga mengajak peserta bermain. Dia membagikan kertas hijau untuk suami dan kertas kuning untuk istri. “Kertas kuning silahkan diisi apa sih yang membuat hubungan suami istri harmonis dan kertas hijau diisi apa yang membuat hubungan berkurang, dan sebaliknya,” tuturnya. Kemudian, kertas itu ditempel di papan, tanpa nama.
Umi mengambil kertas kuning dan membacanya. “Istri bilang, ‘Suami saya kurang bersih dan suka berantakan’,” ujarnya. “Apa para suami suka buat berantakan ya?” tanya Umi sambil tersenyum.
ia lanjut melempar pertanyaan sambil tertawa, “Coba saja saat suami tugas ke luar kota lima hari misalnya. Kira-kira kangen nggak? Rumah kok jadi bersih. Paling istri bilang, kangen Mas gak ada yang buat berantakan, betul tidak?”
Kemudian Umi mengambil kertas hijau. “Suami bilang, ‘Istriku suka bawel. Jika marah, suka ngomelnya lama’,” ucapnya disambut tawa peserta. “Kita kembalikan ke rekening hubungan suami istri, apakah mau nambah setoran ataukah akan nambah penarikan?” tegasnya.
Kematangan dan Kelola Konflik
Umi juga membahas kematangan. Kematangan, kata dia, berasal dari keberanian—menyampaikan pendapat dan kebutuhan—dikali tenggang rasa—kemampuan untuk memperhatikan pendapat atau kebutuhan pasangan.
“Kematangan adalah kemampuan pasangan menjaga keberanian dan tenggang rasa berjalan seimbang,” tambah Umi.
Terakhir, Umi membagikan langkah-langkah mengelola konflik. Pertama, pastikan selalu memandang perbedaan secara positif, lalu berpikir untuk mencapai win-win solution.
Dia mengimbau agar melakukan sikap yang membangun hubungan. “Mulailah dengan memahami terlebih dahulu. Lalu bantu pasangan untuk memahami kita,” tuturnya.
Dia juga menyarankan agar melakukan negosiasi. Dia menegaskan, “Membangun kesepakatan, sinergi berdua, bekerja sama, bukan sendiri-sendiri. Dari caraku-caramu menjadi cara kita bersama!”
Dia juga mengimbau agar para peserta tidak ragu mencari mediasi jika diperlukan. Akhrinya, dia berharap para pasangan itu lebih bahagia dan bertambah ilmu yang didapat bersama. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni