Pejuang Bangsa
Di saat menghadapi penjajah, Siti Umniyah juga turut aktif terlibat. Dia bergabung dengan “Penerangan Mobil” yang bertugas mengobarkan semangat perjuangan melawan Belanda.
Siti Umniyah cakap menulis dan punya jiwa seni. Pernah, dia menulis lagu berbahasa Arab yang isinya menjelek-jelekan penjajah Belanda. Terasakan, bahwa dia melawan penjajah dengan cara yang spesial untuk ukuran waktu itu.
Seperti apa ekspresi perlawanannya? Lagu ciptaannya itu lantas dinyanyikan anak-anak saat ada kunjungan Ratu Wihelmina. Dalam kunjungan itu, anak-anak diharuskan menyambutnya di tepi jalan.
Dengan demikian, aksi Siti Umniyah yang menyiapkan “lagu perlawanan” yang dinyanyikan anak-anak jelas adalah sebentuk perjuangan yang radikal. Sikapnya, sungguh berani dan kreatif.
Siti Umniyah meninggal pada 12 Februari 1972 di Kauman Yogyakarta. Tentu saja, bagi masyarakat, hal ini merupakan sebuah kehilangan yang sangat berarti.
Benar, sangat terasakan duka atas kepergian figur yang pandai berbahasa Arab itu. Terasakan sedih atas berpulangnya sosok yang semasa hidupnya dikenal rajin bersilaturahim dan memiliki perhatian khusus kepada pendidikan remaja itu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni