PWMU.CO – Umla dukung inovasi produk olahan Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan pemasarannya. Hal itu diungkapkan Ketua Tim Proyek Bina Desa Umla Devi Ristian Octavia, Senin (27/12/2021).
Menurut Devi Ristian Octavia kegiatan bangun desa ini merupakan Proyek Bersama yang dilakukan oleh Prodi S1 Farmasi dengan Prodi S1 Biologi dan S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla).
Belajar di Luar Kampus
Kegiatan berlangsung selama 2 bulan mulai Nopember hingga Desember 2021 di Desa Kuluran Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan.
“Kegiatan bangun desa ini merupakan Proyek Bersama yang dilakukan oleh prodi S1 Farmasi dengan Prodi S1 Biologi dan S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla). Dalam proyek ini mahasiswa diberikan pengalaman untuk berkolaborasi dengan mahasiswa multidisiplin ilmu. Serta memberikan pengalaman mahasiswa untuk hilirisasi teknologi kampus ke desa,” ujarnya.
“Kegiatan dimulai dengan identifikasi permasalahan mitra kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bersama masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap kegiatan yang telah dilakukan,” tambahnya.
Proyek Bina Desa, lanjutnya, merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang telah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nadiem Anwar Makarim.
“Dalam program tersebut mahasiswa diberikan pengalaman belajar di luar kampus melalui Proyek Bangun Desa yang bertajuk Pemberdayaan dan Pengembangan Asman Toga sebagai Penggerak Ekonomi Desa Dalam Upaya Mencapai Sustainable Development Goals (SDGs),” ungkapnya.
SDGs
SDGs, sambungnya, merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
“SDGs berisi 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Untuk mempercepat pencapaian SDGs, perlu prioritas fokus pembangunan. Salah satu program percepatan pencapaian SDGs adalah dengan memilih desa percontohan yang disebut dengan Desa SDGs,” jelasnya.
Desa SDGs terpilih, lanjutnya, akan menerapkan program pembangunan prioritas yang mengacu pada Rencana Anggarab Desa (RAD) SDGs.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan output mahasiswa akan lebih unggul dalam berkomunikasi secara interpersonal. Dan mampu bekerja sama menyelesaikan permasalahan di masyarakat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek),” harapnya.
Tingkatkan Nilai Jual Toga
Inovasi produk olahan toga, menurutnya, dapat meningkatkan nilai dari toga tersebut. Dengan pengolahan toga yang tepat maka kita akan mendapatkan manfaat toga yang optimal. Seperti meningkatkan nilai jual dari toga tersebut dan tentunya nilai gizi dan manfaatnya masih terjamin.
“Saya berharap dengan program ini bisa saling bersinergi dalam membangun desa melalui hilirisasi iptek serta hasil penelitian untuk mewujudkan desa yang lebih produktif dan mandiri,” terangnya..
”Dengan pemasaran produk secara digital maka akan membuat produk lebih dikenal masyarakat secara luas. Maka penting sekali dilakukan pelatihan pemasaran produk secara digital,” paparnya. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.