PWMU.CO – Edukasi Apoteker Cilik (Apocil) dilakukan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), Ahad (15/12/2021).
Kegiatan kefarmasian yang dinamakan Edukasi Apocil ini disampaikan kepada para santri Panti Asuhan Panjura yang ada di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Mahasiswa PMM UMM kelompok 28 gelombang 15 ini dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan Luqman Dzul Hilmi SE MBA.
Mereka terdiri dari Muhammad Isa Idris (Koordinator) dan empat anggota kelompok yaitu Habibah Alifatus Syaidah, Risma Nur Fa’izun, Aldila Anjani Cita Adashi serta Arvindra Delvisia Fitri ini bermaksud memberikan pengenalan terkait profesi apoteker kepada para santri dan mengenalkan obat-obatan yang tersedia.
“Melalui program Apocil ini, kami berharap, agar para santri lebih paham dan peduli mengenai peran apoteker dalam dunia kesehatan, juga paham terkait obat-obatan, khususnya khasiat tiap jenis obat,” terang Muhammad Isa Idris, koordinator kelompok PMM.
Dia mengatakan, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para santri terkait golongan obat dan cara penggunaan obat-obatan serta informasi terkait penyalahgunaan obat.
“Hal ini dilakukan, sebab kami melihat rentang usia para santri Panti Asuhan Panjura ini berkisar antara 13 sampai 16 tahun, di mana usia tersebut rentan akan percobaan penggunaan obat-obatan terlarang dan percobaan penggunaan obat tidak sesuai dengan anjuran pemakaian,” imbuh Isa.
Isa Idris menuturkan, edukasi apoteker ini disampaikan dengan metode penggunaan limbah kardus yaitu pembuatan kotak P3K dan contoh kemasan obat-obatan berdasarkan golongan obat.
“Kami mencoba langsung memberikan praktik, jadi tidak hanya materi saja, sebab dengan begitu para santri langsung bisa memahami golongan obat, cara penggunaan dan cara penyimpanan obat,” ucapnya.
Dalam mengikuti kegiatan, para santri Panti Asuhan Panjura terlihat sangat antusias. Hal ini terlihat saat sesi tanya jawab. Para santri bertanya terkait dengan bahaya penggunaan obat jika tidak sesuai dengan takaran, rute penggunaan obat yang efektif, dan alasan dibuat persediaan obat yang beragam.
Pemahaman para santri juga terlihat ketika pemateri menyebutkan golongan obat dan mereka harus memasukkannya ke dalam kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang telah mereka buat dari limbah kardus dengan menyebutkan manfaat serta cara penggunaan obat tersebut. (*)
Penulis Risma Nur Fa’izun Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni