Daya tarik Masjid Namira ditulis Nugroho Yusuf Supandi, tentang pengalaman berkunjung ke masjid yang pernah viral beberapa tahun lalu itu.
PWMU.CO – Alhamdulillah hari Sabtu (1/1/22), berkesempatan untuk shalat Subuh di masjid yang sempat viral beberapa tahun lalu, masjid yang didirikan pada tahun 2013 oleh pasangan Helmy Riza dan Eny Yuli Arifah ini memang layak untuk diacungi jempol. Banyak hal-hal yang membuat para pengunjung merasa nyaman.
Sebelum sampai di Masjid Namira, dari kejauhan tampak aura kemegahan dari tingginya menara dikombinasi dengan pencahayaan lampu yang dipasang di sudut-sudut sekitarnya, membuat setiap mata terpaku melihatnya.
Saat memasuki pintu gerbang, disambut dengan hamparan halaman luas dan resik disolek dengan cantiknya bonsai-bonsai berkelas, serta penataan taman yang terkesan simpel tapi maksimal. Menunjukkan bahwa ada orang hebat dibalik pembangunan masjid ini.
Desain fasad bercorak futuristik, dengan balok tiang dan dinding yang dibalut dengan perpaduan granit dan batu alam menambah kegagahan rumah Allah ini. Kaca tebal mendominasi dinding dalam sebagai pilihan tepat untuk menciptakan nuansa elegan. Menjadikan kemewahan interior masjid tidak hanya bisa dinikmati dari dalam, tapi juga dari teras bahkan dari halaman parkir.
Daya Tarik Kelas Hotel
Ada hal menarik dan mengherankan, yakni ketika saya ketuk asesoris marmer tambahan yang menempel di tiang masjid, terdengar seperti dalamnya kosong, tapi kuat dan kokoh. Ini pertanda bahwa arsiteknya sangat kreatif dalam mempercantik tampilan dengan menghemat biaya.
Begitu juga akses dari masjid menuju tempat wudhu—midho’ah—di sisi selatan masjid, para jamaah disuguhi pemandangan taman dan gemericik air kolam ikan yang sangat memanjakan mata. Bahkan tempat wudhu dan toilet sangat bersih dengan penataan yang nyaman didesain berkelas hotel.
Tak hanya fisik atau fasilitas yang menarik, tetapi pengelola Masjid Namira juga sangat kreatif dalam menyusun program-program untuk menambah daya tarik para jamaah, khususnya kawula muda untuk lebih rajin shalat berjamaah. Seperti pemberian hadiah bagi pemuda paling rajin berjamaah, yang terdeteksi dari absensi shalat jamaah menggunakan sidik jari.
Aspek Jasmani dan Ruhani
Setelah shalat, saya sempat merenung sejenak untuk meresapi beberapa poin untuk diambil hikmah bahwa, Pertama, orang yang membangun masjid sangat serius dan detail dalam mengawal proses pembangunan tahap demi tahap, terlihat dari kemewahan material bangunan yang dipilih dipadu dengan skill tukang yang profesional.
Kedua, betapa nyamannya hidup orang yang membangun masjid di akhirat kelak, karena kesadarannya akan keutamaan-keutamaan membangun dan memuliakan masjid serta keutamaan shalat.
Maka dalam mengelola masjid, perlu memperhatikan aspek jasmani dan ruhani masjid. Jasmani berupa bangunan dan fasilitasnya sehingga para jamaah bisa beribadah dengan nyaman dan khusyu’. Ruhani berupa program-program yang dijalankan agar masjid tetap ramai dan semakin hidup serta bermanfaat.
Semoga kita terinspirasi untuk selalu berusaha memuliakan masjid dengan kapasitas dan kemampuan kita masing-masing, juga selalu diberi petunjuk untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas shalat.(*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.