12 Indikator Kebahagiaan Dunia-Akhirat, Laporan Sayyidah Nuriyah, kontributor PWMU.CO dari Berlian School Gresik.
PWMU.CO – Ustadz Aam Amiruddin menerangkannya melalui Zoom Clouds Meeting dalam Pengajian Virtual Orbit, Kamis (30/12/21) malam.
Awalnya, Dr Aam Amiruddin MSi menjelaskan enam indikator bahagia di dunia menurut Ibnu Abbas RA. Pertama, jiwa syukur dan sabar karena life is never flat (hidup tak selalu datar). “Ketika hidup up mentoknya di syukur dan ketika hidup jatuh mentoknya di sabar,” ujarnya.
Ini sesuai hadits yang mengatakan, “Sungguh orang beriman itu mentalnya hebat dan membahagiakan. Kalau dia mendapat kebahagiaan dia bersyukur, kalau dia mendapat penderitaan maka dia bersabar.”
Dia kemudian menceritakan sepasang suami istri yang rumah tangganya langgeng karena sang istri pandai bersabar, sementara suaminya pandai bersyukur. “Bahagia bukan karena dua-duanya cakep, yang penting ada jiwa syukur dan sabar,” tuturnya.
Indikator kedua dan ketiga adalah pasangan hidup dan keturunan shalih. Sebagaimana dalam QS 25:74. “Ada orang-orang yang sukses tapi kalau anak-anaknya mengecewakan atau memalukan kesuksesannya menjadi cacat,” terangnya.
Indikator selanjutnya, punya sahabat shalih. Ustadz Aam membagikan doa Nabi Ibrahim agar didekatkan dengan orang-orang shalih. “Rabbi habli hukman wa alhiqni bishalihin.”
Kelima, harta yang berkah. Yaitu harta yang halal mendapatkannya, lalu setelah digenggaman kita hartanya maslahah (bukan hanya dinikmati sendiri, tapi bisa berbagi dengan orang lain untuk membersihkannya), dan manfaat (kita sendiri bisa menikmati hartanya).
Keenam, umur yang berkah. Adalah ketika keshalihan hari ini lebih baik daripada keshalihan kemarin. “Semakin bertambahnya umur, semakin shalih,” terangnya.
Baca sambungan di halaman 2: Enam Kriteria Bahagia Akhirat