Masmundari dan Damar Kurung
Mengutip buku Masmundari, Cahaya dan Imajinasi yang Hidup, Ega menjelaskan pada masa lampau damar kurung lebih dikenal masyarakat Gresik sebagai bentuk kerajinan. Hal tersebut diidentikan dengan momentum tertentu seperti bulan Ramadhan hingga menjelang Idu Fitri.
Pada era tahun 80-an dan 90-an, damar kurung merupakan bentuk sebuah permainan bagi anak-anak. Selain itu sebagai penerang iring-iringan dari gang ke gang sambil melantukan puji-pujian terhadap Allah SWT dan shalawat Nabi Muhammad SAW.
Dalam perkembangannya, damar kurung mulai dijual dan dipamerkan pada saat tradisi padusan menjelang bulan Ramadhan. Hingga puncaknya damar kurung telah menjadi ikon kebudayaan Kabupaten Gresik, terutama setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburristek)
“Dan sekarang diikuti dengan diterbitkannya surat edaran (SE) Bupati Gresik tahun 2020 tentang imbauan pemasangan damar kurung,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 3: Smamsatu Ingin seperti Damar Kurung