Begini Penampakan Perpustakaan Matsmunam setelah Direnovasi; laporan Nisaatul Wahidah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Keinginan Kepala MTs Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah, Panceng, Gresik, Anshori SThI memiliki ruang perpustakaan yang cukup representatif akhirnya terwujud, Jumat (7/1/2022).
Anshori mengatakan, keinginan memiliki perpustakaan sebagai kelengkapan sarana prasarana (sarpras) sekaligus untuk memenuhi kebutuhan siswa itu sudah lama terpendam.
“Masak setiap ada monitoring dan evaluasi atau penilaian kinerja kepala madrasah) maupun akreditasi sering hasil yang diterima madrasah kurang memuaskan, karena kondisi sarpras yang memang kurang memenuhi syarat,” ujarnya.
“Namun kini setelah dilakukan renovasi, alhamdulillah, Matsmunam mempunyai ruang perpustakaan yang cukup meyakinkan dan insyallah cukup untuk memenuhi kebutuhan siswa juga tim pengawas atau lainnya,” tambahnya.
Renovasi Ruang Lain
Tidak hanya itu, sambungnya, pada proyek renovasi ruang kali ini sekalian dilakukan pengerjaan ruang usaha kesehatan sekolah (UKS), ruang bimbingan konseling (BK), ruang koperasi, dan sekretariat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
“Meskipun serba double function (satu ruang untuk dua fungsi), cukuplah untuk sementara ini. Semoga tahun berikutnya madrasah mampu melengkapi tiap kebutuhan ruang secara single function,” ujarnya.
Selain pengerjaan proyek renovasi ruang-ruang itu, tahun ini di Perguruan Muhammadiyah Banyutengah juga dilakukan pengerjaan ruang laboratorium IPA beserta pemenuhan kebutuhan peralatannya.
Anshori menjelaskan, pengerjaan proyek renovasi ini tidak lepas dari bantuan jasmas (jaring aspirasi Masyarakat) atau pokir (pokok-pokok pikiran) lewat anggota DPRD Kabupaten Gresik
“Dua tahun sebelumnya, Matsmunam mendapatkan jatah bantuan itu. Sehingga ada pengadaan laboratorium komputer. Kini giliran renovasi ruang perpustakaan dan pengadaan sarpras pendukung lainnya,” ujarnya. Dia menambahkan program jasmas atau pokir ini berdurasi dua tahunan.
Dia mengaku peran bantuan dana lewat jasmas atau pokir ini sangat signifikan bagi madrasah, terutama untuk sarpras yang berbiaya besar, yakni bernilai di atas Rp 50 juta.
Bagi Matsmunam yang ada di pedesaan, kebutuhan sarpras dengan nilai segitu dirasa cukup besar dan berat. Sehingga pantas jika mengharapkan bantuan lewat program tersebut.
“Namun apakah selamanya? Tentu tidak. Ke depan Matsmunam harus mampu mandiri dalam pembiayaan segala kebutuhannya. Baik dari sisi fisik maupun operasionalnya,” ungkapnya.
Pemaksimalan dana siswa sekaligus menggali berbagai new income (pendapatan baru) melalui aset ekonomi harus dicoba. “Pastinya tidak selamanya, madrasah mengandalkan satu pemasukan saja,” ujarnya.
Bac sambungan di halaman 2: Fungsi Perpustakaan Matsmunam