PWMU.CO – Tanah wakaf memang harus produktif. Tidak boleh lama-lama dibiarkan menganggur. Itu pula yang dilakukan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pagesangan, Jambangan, Surabaya, dalam mengemban amanah wakaf.
Mendapat wakaf tanah dari Murjito, tak berselang lama, PRM Pagesangan langsung membangun gedung di atas tanah berukuran 7×22 m itu. “Bermodal Rp 7 juta, kami memulai membangun gedung tingkat 3 di atas tanah wakaf itu. Nantinya, akan dipakai untuk Panti Asuhan Muhammadiyah,” kata Jaenuri, Ketua PRM Pagesangan.
Jaenuri mengatakan, tanah wakaf diserahkan Murjito pada tahun 2013 kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonocolo. “Saat itu belum ada pemekaran. Tapi sekarang PRM Pagesangan dalam naungan PCM Jambangan.”
PRM Pagesangan memang luar biasa. Baru dilantik 20 November 2016, mereka langsung tancap gas. Saat Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya melakukan safari rapat periodik, langsung ditodong untuk segara menerbitkan SK pendirian Panti Asuhan Muhammadiyah Pagesangan.
(Baca juga: Lagi, Muhammadiyah Terima Wakaf Tanah: Kali Ini untuk Didirikan Panti Asuhan dan Gara-Gara Tak Bisa Berjamaah Subuh, Yoyok Soedaryo Wakaf Masjid)
Ketua MPS PDM Kota Surabaya Ferry Yudi Antonis Saputro SHI MPdI pun langsung merespon dengan melihat ke lokasi pembangunan panti asuhan, Rabu (4/1).
Ketua Panitia Pembangunan Hori menjelaskan, proses pembangunan panti sudah berjalan 3 bulan yang lalu. “Donatur berasal dari jamaah dan warga sekitar,” katanya. Yang menarik, ungkap dia, ada 18 ribu batu-bata ‘tiban’.
Batu bata press kualitas terbaik itu tiba-tiba ada di lokasi tanah wakaf. “Tanpa ada yang tahu siapa yang menyumbang. Tiba-tiba pihak galangan (toko bangunan, red) mengirimnya,” ceritanya. Hori menjelaskan, saat ditanya siapa pengirimnya pihak galangan hanya bilang: Hamba Allah.
Baca juga: PP Diwakafi 50 Hektar dari Muallaf Tionghoa, Inilah Master Plan Pengelolaannya dan Diintimidasi sejak Wakaf Tanah hingga Jelang Peresmian: Inilah Kisah Dramatis Perjuangan Membangun Masjid Latifah Zaid Al Isa Muhammadiyah)
Yang juga unik, kata Hori, dalam proses pembangunan panti, selalu ada sosok Marinir bernama Mulyono. yang setiap hari menyempatkan diri untuk membantu proses pembangunan. “Setiap pulang dari dinas di Angkatan Laut, beliau selalu membantu,” tuturnya.
Sukarmadi, salah satu tokoh masyarakat setempat, mengatakan bahwa warga di sekitar panti sangat senang dengan akan didirikannya panti asuhan. “Semoga bermanfaat bagi masyarakat.” (MN)