Sejarah ICP SDMM
M Fadloli Aziz mengawali sambutan dengan ungkapan terima kasih kepada sekolah SDM Limas. “Karena SDM Limas dan SDMM adalah dua sekolah yang siap dalam mengembangkan SD Muhammadiyah 1 Bawean,” ujarnya.
Menurtunya, adanya SD Muhammadiyah Bawean tidak lepas dari SDM Limas. “Karena di saat itu tidak ada yang siap untuk ngajar di Bawean, Alhamdulillah dari SDMM ada satu dan dari Limas ada yang siap satu,” ungkapnya.
Terkait ICP, Aziz menerangkan, SDMM memulai kelas ICP tahun 2009, di akhir periode AH Nur Hasan MPd sebagai kepala SDMM. “Kami mendorong beliau untuk segera ada ICP, karena sebelumnya di SDMM sudah ada program penguatan untuk bahasa Inggris ini, tapi sulit penerapannya,” jelasnya.
Aziz menyampaikan, sulit penerapannya karena tidak diwajibkan masuk dalam sebuah bingkai kurikulum. Maka pembiasaan ini sulit untuk kita nikmati hasilnya.
“Karenanya diawal itu perlu untuk kita masukkan ke kurikulum dan masuk ke dalam kelas. Alhamdulillah kepala sekolah mengamanatkan ke saya sebagai koordinator kurikulum kala itu, untuk mengawali adanya ICP,” ungkap Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Kabupaten Gresik itu.
Aziz juga bercerita langkah awalnya adanya ICP, “Kita ber-MoU dengan Universitas Negeri Malang (UM Malang). Kita gandeng dengan sekolah Laboratorium UM Malang yang telah menerapkan ICP, karena UM Malang sudah menjadi Head Center ICP Cambridge (Pusat ICP Cambridge).”
Selain itu, imbuh Aziz, UM Malang juga rutin melaksanakan pendampingan kepada kami: mulai dari supervisi kelas, monitoring dan evaluasi, serta pembinaan guru-guru, sehingga masukan-masukan mereka sangat membantu kita.
Dia melanjutkan, pelaksanaan ICP di SDMM di awal ada perubahan yang siginifikan, sehinga tiga tahun pertama percepatan kemampuan bahasa Inggris di SDMM berkembang pesat. Mulai dari percakapan sehari-hari. Juga KTSP ketika itu yang kita sampaikan juga dalam bahasa Inggris.
“Alhamdulillah dengan memasukan ICP ini sebagai kurikulum wajibnya anak-anak ICP maka pembiasaan bahasa Inggris cukup tampak di anak-anak SDMM,” terangnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni