PWMU.CO– Pandu HW (Hizbul Wathan) SMA Muhammadiyah 1 Sumenep kembali bergeliat dengan melaksanakan orientasi kepanduan setelah wabah Covid-19 mereda, Ahad (9/1/22).
Matahari agak mendung, tapi panasnya masih cukup menyengat. Puluhan guru dan siswa berseragam Hizbul Wathan mengabaikan panas siang itu. Mereka sedang asyik memperagakan kode-kode semaphore.
Sekolah yang terletak di Jl. Urip Sumoharjo berjuluk Smutu ini sedang persiapan Science Day yang digelar rutin tiap tahun.
Kepala Smutu Damayanti menjelaskan, kegiatan orientasi ini diikuti siswa bapak ibu guru. ”Semua harus bisa kolaborasi, bekerja sama antara siswa dan guru. Guru nanti disiapkan untuk membina kepanduan bagi seluruh siswa didampingi anak-anak,” lanjut guru Kimia itu.
Materi yang disampaikan tentang sejarah dan jati diri pandu HW, belajar berbagai teknik kepanduan seperti Semaphore, tali-temali (pioneering), peraturan baris-berbaris (PBB), dan membuat tandu darurat (dragbar).
”Alhamdulillah bapak ibu guru dan anak-anak antusias semua. Semoga ini menjadi modal baik untuk kemajuan Smutu,” tegas Damayanti.
Ramanda Khusnul Abidin, pelatih nasional kepanduan Hizbul Wathan yang hadir pada orientasi kepanduan ini menjelaskan, Smutu memilik potensi kepanduan yang bagus. Sudah lama aktif dan menjadi pionir di Madura.
”Saya mengenal lama SMA Muhammadiyah 1 Sumenep. 2009 pernah berkunjung ke Pusdiklat HW di Purwosari Pasuruan dan saya sendirilah yang mengisi kegiatan para siswa kala itu,” jelas Ramanda Abidin.
Menurut dia, hal itu menunjukkan Smutu memiliki semangat yang sangat besar. Walaupun sekarang meredup karena pandemi, dalam waktu singkat akan kembali berkibar.
”Hanya perlu keberanian saja untuk bergiat, karena secara ilmu kepanduan tidak ada yang berbeda dengn kepanduan lainnya. Hal itu sudah standar,” papar ayah Reza Rezi.
Memang, sambung dia, ada istilah-istilah yang membedakan dengan kepanduan lainnya seperti panggilan di tingkat penghela dipanggil Rakanda Ayunda. HW dewasa dipanggil Ramanda Bunda. Namun secara prinsip yang membedakan antara HW dengan kapanduan lainnya secara mendasar terletak pada ideologinya.
”HW menggunakan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan sebagaimana tercantum dalam janji dan undang-undang HW. Sebentar lagi kita akan melihat mercusuar kepanduan HW di Madura dari Smutu,” pungkas Ramanda Abidin. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto