Peran Pengusaha pada Ilmu
Prof Hamid menyatakan, para pengusaha dan dermawan berwakaf dan seperempat wakaf itu untuk mendanai perpustakaan. “Khalifah memberi wakaf khusus untuk perpustakaan,” ungkapnya.
Khalifah juga mendanai utusan untuk mencari naskah-naskah Yunani, Persia, dan Qibti lalu membayar penerjemah naskah tersebut. Bahkan, setiap karya ilmiah hasil kajian perpustakaan ditimbang dan diganti dengan emas.
“Penghargaan terhadap ilmu yang luar biasa, dibandingkan sekarang ini, kalau penulis-penulis buku, royaltinya 10 persen dibayar kemudian,” ungkapnya.
Tradisi Intelektual
Prof Hamid pun menerangkan pengaruh tradisi ilmu di Spanyol. Dalam buku “History of The Arab” karya Philip K Hitti, mencatat tradisi intelektual umat Islam di Spanyol telah membuat Spanyol-Islam dari abad 9-11 menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam dan dunia.
Ada banyak bidang ilmu yang dikaji. Sehingga, ada kemajuan dalam bidang seni, sastra, ilmu agama, sains, filsafat, tata kota, dan lainnya yang mempesona orang-orang Kristen. Akhirnya, mereka terdorong untuk meniru gaya hidup orang Islam.
Orang-orang dari Inggris, Perancis, dan Jerman yang datang ke Cordoba sampai berpakaian Arab supaya terlihat sebagai akademisi. Mereka membentuk kelas sosial tersendiri. Maka peniru itu mendapat julukan Mozarab (Arabnya Musta’rib).
Dari sana, karya-karya Islam diboyong ke Itali dan diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan disebarkan ke seluruh Eropa. “Kalau tidak begitu, tidak akan bisa mengambil ilmu dari orang-orang Islam yang sukunya Arab,” tambah Prof Hamid.
Produk Peradaban Islam
Produk peradaban Islam yang menggunakan waktu untuk ilmu, memunculkan madrasah-madrasah. “Yang menarik, di seluruh dunia ini, universitas pertama adalah Universitas Qarawiyyin yang berdiri tahun 859 M, di negara barat belum ada universitas,” ungkapnya.
Sedangkan universitas yang paling terkenal adalah Universitas Al-Azhar Kairo yang berdiri tahun 970 M. “Dari sini peradaban ilmu dalam Islam itu berkembang pesat,” ujarnya.
Meski kemudian, lanjutnya, yang paling menonjol adalah para ulamanya. Tradisi ilmu menghasilkan para saintis muslim di antaranya:
- Bapak Kedokteran Modern dan filsuf Ibnu Sina (Avicenna).
- Bapak ilmu bedah modern Al-Zahrawi. Dialah yang pertama mengenalkan catgut (benang) untuk menutup luka.
- Al-Khawarizmi, penemu aljabar, algoritma, sistem penomoran, astronomi, dan astrologi.
- Abbas Ibn Firnas, mendesain alat (pesawat terbang) yang punya sayap untuk terbang layaknya kostum burung.
- Bapak optik modern Ibnu al Haytham.
Baca sambungan di halaman 3: Masalah Umat Kini