Cara Cegah Plagiarisme
Rosyidin menerangkan, parafrase mengungkap kembali argumen atau pernyataan dari sumber lain dengan kalimat sendiri. Parafrase tidak boleh mengubah makna atau maksud dari penulis yang dikutip. Yang boleh diubah hanya redaksionalnya saja.
Dia menyarankan, kalau kita ragu apakah parafrase akan mengubah makna aslinya, lebih baik kita gunakan kutipan langsung. Dia lantas mencontohkan bentuk kalimat parafrase yang benar.
Rosyidin juga menjelaskan dua macam parafrase. Pertama, parafrase spesifik, yaitu mengambil ide atau argumen dari halaman tertentu. Parafrase ini wajib mencantumkan nomor halamannya di kutipan.
Kedua, parafrase umum. Yaitu mengambil ide atau argumen pokok dari suatu sumber. Parafrase ini tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
Tips Jago Menulis Akademik
Akhirnya, Rosyidin membagikan tips jago menulis akademik yang berisi enam aturan. Pertama, baca, baca, dan baca. “Menulis tanpa membaca itu nonsense. No reading, no writing,” ujarnya.
Kedua, jangan menjadi procrastinator. Suka mengerjakan mendadak dengan sistem kebutuhan semalam, menunggu deadline. “Padahal tulisan yang baik itu butuh jangka waktu yang lama. Preparation makes perfect!” tegasnya.
Ketiga, berdiskusi dengan teman atau rekan sejawat. Writing a scientific paper is an intellectual journey, not one stop shopping. “Naskahnya sebelum disubmit, disebar dulu, minta feedback, bahasanya mudah dipahami belum?” ajak penulis 10 buku itu.
Aturan selanjutnya, edit and re-edit, pay attention to details. Rosyidin mengimbau agar melakukan editing dan memperhatikan detil tulisan untuk menghindari typo.
Kemudian, jangan takut salah. Sebab, menulis paper adalah proses belajar, selalu belajar dari kesalahan.
Terakhir, jangan alergi komentar pedas atau kritik. Semakin pedas, semakin nikmat! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post