Abnormal dengan Diabram
Perlu diketahui sekolah yang maju dan memiliki masa depan itu, apabila kepala sekolahnya abnormal dan memiliki senjata diabram. Abnormal dalam arti pemikiran dan karya yang dihasilkan selalu tidak sama, berbeda dan tidak seperti biasanya. Saat ini karya abnormal banyak dicari siswa, wali siswa, yayasan, dunia kerja, masyarakat dan pemerintah.
Adapun yang dimaksud dengan senjata diabram adalah senjata yang digunakan kepala sekolah dalam mengembangkan lembaganya dengan strategi: dreaming (bermimpi), innovating (berinovasi), acting (aksi), branding (pencitraan), dan marketing (memasarkan). Senjata diabram ini efektif bila berada pada tangan kepala sekolah yang abnormal. Namun tidak banyak berarti bila berada di tangan kepala sekolah normal.
Dreaming. Maju dan besarnya sekolah tergantung pada maju dan besarnya mimpi-mimpi yang dibangun kepala sekolah. Di antara tugas penting kepala sekolah adalah bermimpi, bervisi, dan bercita-cita. Banyak kita temui sekolah itu kecil, berada di pelosok dan kondisinya serba terbatas, namun dapat disulap menjadi besar dan maju karena kepala sekolahnya bermimpi besar.
Saya salut pada sosok kepala SMK Muhammadiyah Tumijajar Lampung, Ustadz Syamsul Hidayat, dengan mimpi besarnya mengantarkan sekolah yang berada di desa ini melambung ke tingkat nasional bahkan internasional dengan produk andalannya To Me Coffee. Mimpi gilanya, menjadikan To Me Coffee sebagai kopi penduduk dunia. Luar biasa ini sangat menginspiratif.
Inovating. Dalam membesarkan dan memajukan sekolah tidak cukup hanya berbekal dreaming, tapi harus ditindaklanjuti dengan inovasi. Kepala sekolah dapat dikatagorikan inovatif bila telah memiliki ciri berikut; baru (tidak sama dengan yang lainnya), khas (berbeda dengan pesaing), terencana (dipersiapkan secara mattans) dan bertujuan jelas.
Dalam berinovasi sekolah kita harus menjadi yang pertama. Jika tidak yang pertam, harus menjadi yang terbaik. Dan kalau tidak menjadi yang terbaik, wajib menjadi yang berbeda. Kepala sekolah harus jeli dan cerdas dalam melakukan inovasi. Perlu melihat apa saja yang sudah dilakukan sekolah kompetitor dan melihat pula apa saja yang tidak dilakukan mereka.
Baca sambungan di halaman 3: Butuh Aksi Nyata