Butuh Aksi Nyata
Acting. Mimpi dan inovasi besar dan maju tidak cukup. Kepala sekolah perlu melakukan aksi nyata. Perlu gerakan, perlu pula program dan kegiatan praktis. Banyak mimpi dan inovasi besar tapi gagal, karena mimpi dan inovasi itu hanya ada di otak dan pikiran kepala sekolah. Tidak sampai dikampanyekan dan dilaksanakan.
Sebab itu, mimpi dan inovasi besar perlu disosialisasikan, diprogramkan, dan dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah, kepala program, kepala unit, staf, guru, karyawan dan siswa. Kepala sekolah harus mampu menggerakkan team work untuk mengeksekusi mimpi dan inovasi besar sekolah.
Kepala sekolah terus mengawal dan mendampingi team work agar bekerja sesuai standar kualitas, kuantitas dan waktu. Kepala sekolah harus menjalankan fungsi kontrol dan eavluasi terhadap team dan produk yang dihasilkan.
Branding. Hasil produk atau layanan sekolah yang inovatif harus ditindaklanjuti dengan brand. Nama yang dipakai benar-benar mencerminkan produk dan sekolah. Nama benar-benar orginal, mudah dibaca dan mudah diingat. Selanjutnya dibuatkan tagline dengan kata-kata singkat, padat dan penuh filosofi.
Dalam mem-branding sekolah, kita perlu membuat logo yang sesuai dengan produk atau layanan dan target konsumen. Pastikan logo ini orginal, menarik, berbeda dan tidak sama dengan sekolah yang lain. Jenis huruf, tulisan, warna benar-banar khas, unik dan menarik. Agar lebih spektakuler brand sekolah disempurnakan dengan jingle; nada, melodi, lagu, dan suara yang khas.
Marketing. Kepala sekolah abnormal, pasti bersemangat dalam mengkampanyekan mimpi, inovasi, aksi dan brand sekolah pada konsumen. Tidak ada artinya mimpi, inovasi dan brand besar sekolah itu, bila tidak dikampanyekan, dipasarkan dan tidak pula diperkenalkan kepada; siswa, wali siswa, dunia kerja, masyarakat dan pemerintah.
Memasarkan produk dan layanan sekolah yang telah di-branding dengan sedemikian rupa dan menjadi keunggulan dapat dikampanyekan dan dipasarkan melalui saluran promosi konvensional seperti: majalah, koran, spanduk, baliho, billboard. Media elektronik seperti, radio dan televisi. Dan media sosial seperti: YouTube, Facebook, TikTok, Line, Telegram, Instagram, dan Twitter.
Sekolah yang unggul dan berkemajuan serta pencitraan yang positif, pada akhirnya akan mendapat tempat dan kepercayaan masyarakat. Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) akan selalu full booking. Insyaallah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni