Jasa sang Pelatih
Keberhasilan mereka tak lepas dari dukungan—informasi, dorongan, dan bimbingan—pelatih ekstrakurikuler aeromodelling Syukron Makmun. Pekan kemarin, dia juga merangkap jadi pelatih water rocket demi menyukseskan lomba itu.
“Sudah bu, gampang. Latihan yang penting, nanti bisa!” ucapnya semangat kepada sang kepala sekolah.
Luthfiyah awalnya merasa was-was. Sebab, ekstrakurikuler di sekolahnya belum lama ada. “Saya ketar-ketir. Baru setahun, anak-anak baru latihan beberapa kali saja karena pandemi,” terangnya.
Saat ekstrakurikuler dulu, para siswa belajar bikin pesawat dari kayu. Berikut sebagian potret kegiatan ekstrakurikuler Spemsi9: https://youtu.be/rDf6xW2pXLY.
Ternyata, water rocket justru lebih asing bagi siswa Spemsi9. Sejak Senin (10/1/22), mereka bekerja keras membuat roket air dan mempelajari cara menerbangkannya. “Anak-anak belum pernah belajar sama sekali. Baru hari Senin kemarin itu latihan,” ungkapnya.
Semangat dan keyakinan Syukron membuat Luthfiyah akhirnya memantapkan langkah untuk mengirim empat tim siswanya pada lomba water rocket dan empat siswa lainnya pada lomba aeromodelling. “Anak-anak diajari dari nol, nggak ngerti apa-apa, sampai akhirnya hari ini ikut lomba bisa juara,” tambahnya antusias.
Berulang-kali Luthfiyah mengucap syukur. Ternyata, usahanya setahun ini mendatangkan pelatih ekstrakurikuler jauh dari Paciran Lamongan membuahkan hasil.
Bahkan, usai pengumuman juara itu, Syukron langsung mengajak mempersiapkan para siswa untuk kembali berjuang pada ajang lomba berikutnya.
Bicara soal ekstrakurikuler, dari perlombaan tadi, Luthfiyah optimis terus mengembangkan ekstrakurikuler aeromodelling di sekolahnya. Sebab, menurut dia, para siswa di sana yang mayoritas laki-laki cenderung lebih menonjol dalam hal fisik.
Selain itu, terbatasnya peminat aeromodelling di Gresik menjadi peluang bagi sekolahnya. “Harapan saya bisa menjadi keunggulan sekolah Spemsi9,” ucap Luthfiyah.
Baca sambungan di halaman 3: Ikhtiar Maksimal