PWMU.CO– Vaksinasi Covid anak berlangsung di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Surabaya selama dua hari Selasa-Rabu (18-19/1/2022).
Vaksinasi Covid anak ini dikoordinasi UKS SD Muhammadiyah 3 Ikrom bersama tim pelaksana vaksin Rumkital Dr Soekantyo Jahja Puspenerbal Juanda Surabaya.
Ketua UKS Nurngaini menjelaskan, vaksinasi Covid anak ini usia 6 – 11 tahun. Kegiatan bertempat di Gedung Prasmanan SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Kecamaatan Taman Sidoarjo.
”Sebelum vaksinasi anak-anak diminta sarapan lebih dahulu. Minum vitamin, istirahat yang cukup. Siswa sakit tidak diperkenankan ikut vaksinasi. Selama antre menunggu vaksin siswa-siswi tetap menjaga protokol kesehatan,” kata dia.
Ratusan siswa yang ikut vaksinasi mulai murid TK ABA dan SDIkrom kelas 1 – 6. Mereka antre dengan tenang dan rapi sambil membawa kertas screening. Setelah pengisi data oleh petugas anak-anak itu diukur tekanan darahnya.
Setelah dinyatakan sehat, siswa menuju tempat vaksinasi. Saat penyuntikan vaksin Sinovac mereka didampingi guru.
Salah seorang siswa SD, Izan, mengatakan, sangat senang sudah d ivaksin. ”Saya ingin sehat terbebas dari corona agar bisa belajar bersama teman-teman di sekolah lagi,” kata Izan.
Dia menuturkan, waktu disuntik di lengan rasanya seperti digigit semut. Sakit cuma sebentar setelah itu biasa saja,” sambungnya.
Ungkapan senada dikatakan olen Rifqi. ”Tidak seberapa sakit. Sakitnya waktu disuntik saja,” katanya. ”Sebelum berangkat sekolah tadi sarapan dulu agar badan fit saat disuntik vaksin.”
Kasubditkes Puspenerbal Letkol Laut Joko Haryono mengatakan, vaksinasi ini penting karena anak merupakan mata rantai dari herd immunity.
”Kalau anak-anak sudah divaksin akan terlindungi anggota keluarga lainnya terutama pada anggota keluarga yang sudah memasuki usia lansia,” ujar Joko.
Guru SD Ikrom Dwi Fitriyani berharap pasca vaksinasi ini dapat menjauhkan anak-anak dari Covid dan variannya seperti Omicron.
”Wabah segera mereda agar kegiatan belajar mengajar bisa aktif seperti dulu lagi. Mudah-mudahan ke depan siswa-siswi sehat, daya tahan tubuhnya kuat, jadi anak-anak bisa belajar face to face lagi,” kata Dwi Fitriyani. (*)
Penulis Muflikhatul Asofiyah Editor Sugeng Purwanto