PWMU.CO– Bedah rumah guru ngaji Sunariyadi di Dusun Pereng, Desa Gendongkulon, Kecamatan Babat, dilakukan Lazismu Lamongan dan Kantor Layanan Lazismu Babat, Rabu (19/1/2021).
Bedah rumah disaksikan Sekretaris Camat Babat Gatot Sugiharto, Kades Gendongkulon Karlan, Bhabinkamtibmas Rozi, dan Fathurrahim Syuhadi, Wakil Ketua PCM Babat.
Sekcam, Kades, Bhabinkamtibmas dan PCM Babat kemudian melaksanakan peletakan batu fondasi dan pengecoran sebagai pertanda dimulainya renovasi rumah
Fathurrahim Syuhadi dalam sambutannya mengatakan, bedah rumah yang dilakukan Lazismu ini bagian dari kepedulian persyarikatan kepada warga dhuafa. ”Kita sebagai pimpinan mempunyai kewajiban membantu mereka,” katanya.
Dia menyitir surat al-Maidah ayat 2. Wa ta’āwanụ ‘alal-birri wat-taqwā wa lā ta’āwanụ ‘alal-iṡmi wal-‘udwāni wattaqullāh, innallāha syadīdul-‘iqāb.
Tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.
”Semoga apa yang dilakukan oleh Lazismu ini bermanfaat dan barokah pada keluarga Pak Sunariyadi. Terima kasih kepada segenap masyarakat Dusun Pereng dan Desa Gendongkulon yang telah membantu terselenggarakannya bedah rumah ini,” ucapnya.
Ketua Lazismu Lamongan Drs Sudjutna mengungkapkan, program Lazismu ini untuk masyarakat Lamongan. Sebelumnya beberapa rumah yang tidak layak huni sudah direnovasi seperti di PCM Maduran dan Sekaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan bedah rumah dibentuk panitia yang melibatkan PRM, Aisyiyah dan Pemuda Gendongkulon bersama masyarakat setempat.
”Terima kasih kepada segenap warga masyarakat yang telah bersimpati dan membantu terlaksananya bedah rumah ini. Semoga selesai tepat waktu sesuai rencana,” jelasnya.
Sekcam Babat Gatot Sugiharto didampingi Kades Karlan mengapresiasi atas terselenggaranya bedah rumah yang dilakukan Lazismu bersama masyarakat setempat. ”Semoga yang dilakukan Lazismu ini membawa keberkahan dan kemanfaatan masyarakat,” ujarnya.
Rumah Sunariyadi yang tidak layak huni menjadi perhatian Lazismu Lamongan dan Kantor Layanan Lazismu Babat. Sunariyadi beserta Sri Mulyani, istrinya, dan tiga anaknya menempati rumah bekas kandang ayam.
Rumahnya berdinding gedeg. Lantai rumah berupa tanah. MCK menggunakan WC cemplung. Apalagi rumahnya dekat kali yang mudah terkena luberan air.
Sore hari Sunariyadi dan istrinya menjadi guru ngaji. Dia bekerja sebagai tukang las. Sedangkan istrinya sebagai penjaga kantin sekolah.
Sunariyadi dikarunia tiga anak laki laki. Anak pertamanya sudah bekerja. Anak keduanya kuliah PTN di Malang. Anak ketiganya sekolah dan menghafalkan al-Quran di pesantren Lamongan. (*)
Penulis M Faried Achiyani Editor Sugeng Purwanto