Jalannya Workshop
Setelah sesi istirahat para siswa kembali ke aula untuk mengiktui workshop. Setiap anak diberi kertas folio bergaris dan diminta oleh Ikhwan Fachrudin menulis nama lengkap dan nama kelasnya.
“Langkah awal adalah Kalian tulis apa saja dengan tema apa saja yang kamu suka,” pinta trainer yang kerap dipanggil Ikhwan ini. Dia pun memberi waktu pada anak-anak untuk menulis satu paragraf yang isinya cerita dan temanya terserah siswa.
Dalam menulis cerita, dia meminta peserta workshop membuat alur yang beruntun, mulai munculnya konflik, klimaks, dan akhirnya bercerita tentang jalan keluar dari konflik itu.
“Jangan lupa untuk menggunakan bahasa yang ringan, mudah dipahami serta usahakan yang unik dan inspiratif,” ujar kerator konten dari majalah Al-Uswah.
Di tengah proses penulisan, Ikhwan melihat-lihat hasil tulisan peserta satu per satu. Dzia membacanya agar anak-anak termotivasi. “Insyaallah akan dipilih tulisan-tulisan terbaik dari Kalian. Nanti dapat hadiah,” ujarnya.
Ikhwan mengungkapkan budaya Indonesia literasi Indonesia berada di peringakat 62 dari 70 negara. Jauh dengan negara seperti Finlandia yang berada diposisi 1 dunia.
Maka menurutnya, solusi dari itu adalah dengan meningkatkan literasi digital. “Maka solusi yang perlu dilakukan adalah memiliki kemampuan digital literasi mulai dari berpikir inovatif, kolaboratif, berpikir kritis, peka terhadap lingkungan dan sosial, serta kemampuan keterampilan dalam menulis,” katanya.
Koordinator Kesiswaan SDMM Athiq Amaliah SPd berpesan pada anak-anak tentang pentingnya literasi. “Seperti AKM (asesmen kompetesi minumum) dan PAS (penilaian akhir semester). Coba lihat soalnya, bacaannya kan banyak? Maka perlu literasi membaca agar dalam menjawab soal (menulis) kita tidak kesulitan lagi,” pesannya.
Setelah kegiatan workshop anak-anak yang berhasil menulis dengan baik mendapatkan hadiah dari perpustakaan berupa separangkat alat tulis.
Tulisan Terbaik
- Impianku (Hafizah Aulia, kelas VI).
- Alat Musik Pertamaku (‘Abidah Kaysah Al Barkah, kelas VI).
- Mengunjungi Koarmatim (Askana Ratifah Bahjan, kelas VI).
- Pengalamanku Membuat Game (Ayunindya Alviena, kelas V).
- Jangan Takut Salah (Ghania Sekar Mayang, kelas VI)
- Memasak Bukanlah Sesuatu yang Susah (Mirah Fritzi E, kelas VI.
Editor Mohammad Nurfatoni