Disiplin Prokes
Mengingat dirinya sehari-hari aktif sebagai pengawas di Kementerian Agama, Muyasaroh menyatakan sudah berkeliling di seluruh Gresik. Hingga dia mampu menilai, “Di mana-mana sekolah Muhammadiyah eksis.”
Muyasaroh bersyukur, “Alhamdulillah sampai hari ini saya melihat orang-orang Muhammadiyah-Aisyiyah itu masyaallah disiplin banget. Masker juga selalu (dipakai). Patuh pada ulil amri,” terangnya.
Sebelumnya, Kepala TK Aisyiyah 42 GBA—juga Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik—Ifa Faridah SPdI mengingatkan agar peserta tidak begitu saja ikut memasukkan siswa secara tatap muka. Dengan catatan, jika mereka belum cukup siap menjaga prokes di sekolah. Meskipun, lanjutnya, pemerintah sebenarnya sudah membolehkan belajar tatap muka.
Materi Ubudiah
Setelah materi Penerapan TEACCH pada Anak TK-KB dengan Autisme oleh Sayyidah Nuriyah, acara dilanjutkan dengan materi Ubudiah. Materi ini merupakan kegiatan wajib dalam setiap pertemuan PDA dengan IGABA. Ketika Ubudiah, peserta diminta membaca bacaan shalat dan terjemahannya sambil praktik gerakan yang benar.
Hanya saja, kegiatan ini sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. “Selama pandemi, kegiatan uibudiyah ini dinanti sama ibu-ibu guru TK,” ungkap Estu Rahayu, yang juga Anggota Majelis Dikdasmen PDA Gresik.
Estu—panggilan akrabnya—memandu ubudiah siang itu. “Biasanya bacaan takbiratul ikhram sampai salam, tapi karena waktunya terbatas 15 menit, jadi cukup doa Iftitah sama al-Fatihah dan terjemahnya,” terang Estu (21/1/22).
Dia membagi peserta menjadi dua bagian. Peserta yang duduk di sisi kanan membaca mulai takbir, bacaan iftitah, hingga al-Fatihah. Sementara peserta yang duduk di sisi kiri membaca terjemahnya. Dalam prosesnya, Estu langsung menghentikan, membenarkan, dan meminta peserta mengulangi jika ada gerakan ataupun bacaan yang keliru dan terburu-buru. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni