Contoh Inovasi Perpustakaan
Fasilitator guru penggerak itu mencontohkan inovasinya dalam mewujudkan perpustakaan lebih hidup. Ia mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun ketika diberikan amanah sebagai penanggung jawab Perpustakaan HACHI SDMM.
Waktu itu ia ingin perpustakaan yang ia kelola dapat bersinergi dengan perpustakaan yang lain atau instansi di luar sekolahnya. Tari pun membuat proposal yang ia masukkan ke salah satu PT di Gresik: PT Petrokimia.
Ketika itu ia berhasil mendapat dana sebesar Rp 7,5 juta. Ia membelanjakan sebagian besar sumbangan untuk membeli satu komputer di perpustakaan agar siswa merasakan akses e-library.
“Saya juga membelanjakan perpustakaan dengan buku-buku baru. Karena di kota saya, Gresik tidak ada toko buku besar maka saya harus ke Surabaya. Saya ditemani oleh Ustadzah Ita (Ita Muflikhatul Ummah SPd) saya cantumkan namanya,” terangnya.
“Saya membawa uang Rp 3 juta untuk membeli buku, ternyata justru saya bingung karena saya memilih buku terlalu banyak sehingga kami harus mengembalikan lagi beberapa buku ke rak,” ungkapnya.
Dampak dari inovasi juga ia tuliskan. Perpustakaan pada keesokan harinya, setelah ia buka dengan buku-buku baru yang ia pajang di rak buku, para siswa jadi sangat antusias. Di samping itu, data kunjungan meningkat drastis. Menurutnya, cerita mengenai inovasi harus detail dan kronologis.
Tari memberi contoh inovasi lain, ketika mendampingi siswa membuat alat peraga. “Bapak ibu guru misalnya memiliki peran sebagai pembina. Kemudian, bapak ibu bisa menyebutkan dampak dari inovasi selain memenangkan lomba boleh jadi ketika di kelas anak-anak semakin antusias belajarnya karena inovasi yang telah dijalankan tadi,” ungkapnya.
Baca sambungan di halaman 3: Pengalaman Hadapi Masalah Kompleks