PWMU.CO – Prof Biyanto MAg membahas teologi al-Insyirah pada Pengajian Ahad Pagi di Masjid At-Taqwa Giri, Kebomas, Gresik, Ahad (23/1/22).
Dalam kegiatan secara offline yang diselenggarakan Majelis Tabligh PCM Kebomas Gresik itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini menjelaskan teologi al-Insyirah yaitu teologi yang mengajarkan kita pada sifat optimis menghadapi hidup ini.
“Kita harus bisa melihat ke depan,” ujar dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dalam pengajian yang mengangkat tema Teologi al-Insyirah.
Menurutnya, Surat al-Insyirah Ayat 5 dan 6 yang dikutip oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas, Slamet Dalhar, itu merupakan basis ajaran al-Insyirah.
Dia mengungkapkan, Allah sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Dalam pandemi selama hampir dua tahun mungkin Allah memberikan pelajaan agar kita memiliki pandangan ke depan atau optimis.
“Dari surat ini bisa kita ambil maknanya, bahwa tidak ada orang yang hidup di dunia yang tidak diuji Allah. Semua pasti pernah diuji. Bersama kesulitan pasti ada kemudahan,” katanya. Surat ini, sambungnya, juga mengajarkan kita sifat optimis menghadapi hidup ini.
Teologi Al-Ashr
Selain teologi dalam Surat al-Insyirah, Biyanto juga menyinggung Surat al-Ashr yang sangat menginspirasi. Surat itu mengajarkan tentang disiplin waktu. Dan Biyanto memuji peserta pengajian yang hadir tepat waktu.
Pria melahirkan Laren Lamongan itu juga menegaskan kembali tentang teologi al-Maun. Menurutnya harta yang kita tabung itu sesungguhnya bukan harta kita. “Harta kita yang sesungguhnya adalah yang kita tabung untuk akhirat,” ujarnya di hadapan jamaan pengajian.
Dia memaparkan, kita sebagai warga Muhammadiyah dan Aisyiyah harus bersyukur dengan semangat tolong-menolong dan semangat memberi yang terinspirasi dari Surat al-Asyr tersebut. Dia juga mengutip hadits yang menjelaskan tangan di atas itu lebih baik dari tangan di bawah. “Ada istilah barang siapa yang menanam atau mengetam dialah yang memanen,” ujarnya.
Beri Penghargaan
Di akhir acara, panitia juga mengumumkan penghargaan bagi 10 jamaah yang hadir lebih awal pada Pengajian Ahad Pagi ini. Dalam kesempatan ini 10 jamaah yang mendapat penghargaan antara lain, Lukmatul, Ishaq, Ely Syarifah, Riko, Narto, Yuliariani, Sugianto, Mamluatul, Darmawan, dan Sholihah.
Pengajian yang dilaksanakan secara offline untuk kali pertama selama pandemi Covid-19 ini disambut antusias warga dan simpatisan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Kebomas. Mereka berbondong-bondong mengikuti kajian ini dengan hitmad. (*)
Penulis Saidah Yuliana. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.