Muhammadiyah Berjuang agar Guru PPPK ke Sekolah Asal, liputan Eli Syarifah, kontributor PWMU Gresik
PWMU.CO – Majelis Dikdasmen PCM Kebomas mengadakan Bincang Pendidikan dengan menghadirkan Prof Dr Biyanto MAg di Aula SD Muhammadiyah 1 Giri (Muri) Kebomas Gresik, Ahad (23/1/22).
Kegiatan ini diikuti 62 guru dan karyawan di bawah naungan amal usahan Muhammadiyah (AUM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas. Yaitu SD Muhammadiyah 1 Giri (Muri), SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (Almadany), SMP Muhammadiyah 4 (Spemupat).
Ketua PCM Slamet Dalhar ST dalam sambutannya sangat mendukung diadakannya acara acara seperti ini. Dia berharap kegiatan sepeti ini akan berkelanjutan, misal tiap dua bulan sekali untuk menindaklanjuti dari perubahan di dunia pendidikan yang selalu terjadi.
Dia menyarankan kepada guru agar dalam mengajar selalu sumringah, tersenyum kepada anak didik karena mereka adalah kader bangsa dan kader persyarikatan.
Program PPPK
Biyanto dalam Bincang Pendidikan dengan tema Mewujudkan Pendidikan Berkemajuan menyinggung perihal dengan adanya program pemerintah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang mana di Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur sendiri kehilangan sebanyak 461 guru terbaiknya.
“Mereka seneng, kita senep. Bagaimana tidak guru Muhammadiyah yang lolos PPPK ini adalah guru-guru terbaik. Bahkan ada yang dari kalangan kepala sekolah,” tutur Wakil Ketua PWM Jawa Timur ini.
Dia mengungkapkan istilahnya kita yang membina dari awal karir guru mereka sekarang dengan adanya program PPPK ini mereka melepaskan diri dari sekolah Muhammadiyah. Dia memberikan contoh di Muhammadiyah Sepanjang, mereka kehilangan delapan guru terbaiknya.
Bahkan, lanjutnya, kepala sekolahnya yang lolos PPPK dan banyak yang memberitahu setelah pengumuman lolos PPPK. Ini sangat merugikan kita bagian pendidikan di Muhammadiyah karena untuk mencari pengganti guru butuh proses.
Kehilangan Guru Terbaik
Biyanto menegaskan Muhammadiyah sedang memperjuangkan agar kebijakan PPPK ini mengembalikan guru tersebut bertugas kembali ke sekolah asal sehingga Muhammadiyah tidak kehilangan guru-guru terbaiknya.
“Organisasi Muhammadiyah ini eksis sampai kurang 109 tahun ini karena di dalamnya banyak orang yang ihsan, yakni orang-orang yang memberikan sesuatu yang lebih dari yang seharusnya diberikan,” kata Guru Besar UIN Sunan Ampel ini.
Dia mengkisahkan kilas balik KH Ahmad Dahlan tahun 1911 mendirikan sekolah Diniyah Islamiyah sebelum pada tahun 1912 mendirikan organisasi Muhammadiyah. Artinya KH Ahmad Dahkan ini benar-benar jelas visi pendidikannya.
Terus Berbenah
Biyanto sangat mengapresiasi kinerja-kinerja sekolah muhammadiyah yang terus berbenah dan menyiapkan diri untuk bersaing dengan para kompetitor di dunia pendidikan.
“Pendidikan berorientasi pada tiga kekuatan global yakni pertama, penguasaan bahasa internasional, kedua penguasaan teknologi komunikasi dan media sosial serta yang ketiga kompetitif, inovatif dan mampu membaca kebutuhan pasar,” katanya.
Upgrade Guru dan Karyawan
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Kebomas Sukarto MPd berharap acara pembinaan guru dan karyawan yang ada dibawah naungan Majelis Dikasmen Kebomas ini bisa berjalan normal kembali yakni sebulan sekali karena sebelumnya sudah cukup lama vakum sejak pandemi Covid-19.
“Pembinaan seperti ini sangat penting untuk meng-upgrade guru dan karyawan,” katanya. (*)