Pikiran Dasar Muhammadiyah Harus Disuarakan
Adapun di bidang kesehatan, kata Tamhid, Muhammadiyah sebagai organisasi yang paling siap di negeri ini bahkan di luar negeri. Berbagai macam bencana alam dan kemanusiaan, baik nasional maupun global, direspon baik oleh Muhammadiyah. Hal tersebut terjadi karena Muhammadiyah memiliki infrastruktur kesehatan yang luar biasa.
“Faktanya, Muhammadiyah banyak melakukan kegiatan relawan, seperti saat terjadi bencana alam. Para korban bencana tidak bisa lepas dari persoalan kesehatan. Dengan tanggap tim medis Muhammadiyah dari kalangan dokter dan perawat membantu mereka yang terkena bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya,” ujarnya.
Maka, lanjutnya, kehadiran tim kesehatan Muhammadiyah itu menjadi kunci utama. “Muhammadiyah Jawa Timur saja sudah memiliki 33 tim. Kalau dibutuhkan di sebuah tempat atau bencana maka kita tinggal menggilir mereka,” paparnya. Di samping bidang kesehatan, terdapat lembaga fundraising Lazismu. Gerakan-gerakan untuk mengumpulkan dana dalan bentuk taawun atau menolong saudara kita yang terkena musibah sangat membantu para korban yang membutuhkan.
“Dalam waktu yang sangat cepat laporan terakhir misalnya dalam penggalangan dana untuk korban bencana Gunung Semeru kalau tidak salah, Muhammadiyah berhasil memperoleh bantuan Rp 5 miliar atau bahkan lebih. Itu sebagai kekuatan bagi Muhammadiyah. Belum lagi relawan-relawan yang lain yang turut membangun kekuatan Muhammadiyah,” tuturnya.
“Terakhir kemarin (Lazismu) mendapatkan penghargaan (Baznas Award 2022) sebagai salah satu lembaga yang dinilai memiliki kekuatan dan kapasitas untuk melakukan pendampingan-pendampingan dalam menggerakkan masyarakat dan umat,” ujarnya.
Menurut Tamhid, hal-hal yang menjadi kekuatan Muhammadiyah atau pikiran-pikiran dasar Muhammadiyah harus disuarakan oleh Matan dan PWMU.CO, untuk menjadi bagian dari track Muhammadiyah dalam membangun kehidupan pada level global. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni