Yang Aneh dan Lucu saat Vaksinasi D2 di SD Musix

Suasana di ruang vaksinasi (Basirun/PWMU.CO)

Yang Aneh dan Lucu dalam Vaksinasi D2 di SD Musixa, laporan Basirun, kontributor PWMU.CO Surabaya.

PWMU.CO – SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gadung, Surabaya melaksanalan vaksinasi D2 (dosis 2), Senin (24/1/2022).

Meski undangan yang disampaiakan untuk peserta vaksin pukul 08.00, tetapi panitia yang terdiri dari guur-guru SD Musix ini telah siap di tempat yang telah ditentukan pada pukul 07.00. 

Di depan pintu gerbang telah terpajang meja panjang dilengkapi taplak warna hijau. Diatasnya terdapat tiga bendel kartu antrean dan daftar hadir peserta vaksin. Thermogun pengukur suhu tubuh pun telah tersedia tidak jauh dari meja tamu.

Tempat vaksinasi telah disiapkan di Ruang Aquarium Al-Quran di lantai dua SD Musix.Ruangan tersebut telah ditata sedemikian rupa dengan tiga meja. Meja pertama untuk verifikasi data, meja kedua untuk skrening; dan meja ketiga untuk suntik vaksin. Untuk menunggu giliraan dan menghindari kerumunan, telah disiapkan ruang tunggu sebanyakempat ruang. 

Tepat pukul 07.00 sudah hadir tiga siswa. Mareka langsung menuju meja penerima tamu. Lucu, mereka saling berebut nomor antrean. 

“Saya minta nomor urut 1, Ustdzah!” seru Nuzula Sakinah (Lala), siswa kelas VIC. 

Secara bersamaan Aisyah Surya Salsabilah Al-Amin, siswa VIC dan Rizka Nur Rahma, siswa kelas VIA, juga berseru: “Saya juga monor 1.” 

“Begini, nomor satu kan hanya ada 1, nggak mungkinkan untuk bertiga?” kata PuspitawatiSPd, guru yang sudah siap sebagai penerima tamu. 

Dia kemudian memberikan pengertian kepada meraka bahwa urutan nomor antrean diberikan berdasarkan kehadirannya, sehingga nomor antrean 1 Aisyah, nomor 2 Lala, dan nomor 3 Rizka. 

“Baik Ustadzah, terima kasih,” jawab meraka, serentak.

Setelah menerima nomor antrean dan formulir mereka pun menuju ruang vaksin.

Baca sambungan di halaman 2: Peserta Sekolah Lain

Peserta vaksinasi dari sekolah lain melakukan pendaftaran (Basirun/PWMU.CO)

Peserta Sekolah Lain

Di tengah kehadiran peserta vaksinasi siswa SD Musix, tiba-tiba ada tamu tak diundang.

“Maaf saya mau tanya, saya bisa vaksin D-2 di sini, ya,” tanya Lina Mudjiasih sambil menggadeng anaknya yang bernama Quensella Valencia Andira, siswa kelas 4 SD Kartika 4-9 Surabaya. 

“Mengapa kok vaksin di sini, ibu?” tanya Hidayatunnikmah SAg. 

“Tadi saya sudah ke Puskesmas Jagir, terus saya diarahkan ke SD Muhammadiyah 6 ini,” jelas Lina yang beralamat di Wonosari Kidul, Surabaya. 

“Oh, boleh Ibu, silakan ke lantai 2, lewat tangga sebelah sini, Bunda,” jelas Ida sambil menunjuk tangga yang tidak jauh dari meja terima tamu.

Ida menerangkan, peserta vaksin kali tidak hanya dari 414 siswa SD Musix. Tetapi juga melayani dari sekolah lain, yaitu SD Pitra Wijaya 1 Surabaya.

Selain vaksin dosis 2, tim nakes juga melayani dosis 1. Jumlah peserta vaksin hari ini 310, dikarenakan ada yang mengikuti vaksin susulan.

Baca sambungan di halaman 3: Yang Aneh di Ruang Vaksinasi

Seoran anak sedang disuntik vaksin Covid-19 (Basirun/PWMU.CO)

Yang Aneh di Ruang Vaksinasi

Pukul 07.50, enam orang tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Jagir yang dipimpin oleh Rini Purwanti sebagai koordinator telah siap di ruang vaksinasi. 

Kedatangan nakes ini didampingi oleh Satgas Covid-19 Imam Supeno dan Peltu Supeno dari unsur Babinsa. Ikut hadir pula Ipda Efandi Kanit Sabara dari Polsek Wonokromo beserta tujuh orang anggotanya, kedatangannya untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi D2.

Di ruang vaksinasi, Nurun Naharo Mag—sebelum mulai memanggil para peserta sesuainomor antrean—membeikan pengumuman, “Ayah-Bunda, jangan sampai lupa mencantukan nomor NIK peserta vaksinasi,” serunya.

Dia pun memulai memanggil nomor peserta. Pemilik nomor yang dipanggil langsung menuju meja satu untuk pemeriksaan kesesuaian data dengan didampingi orangtuanya.Kemudian menuju meja 2 untuk skrening, seterusnya menuju ke meja 3 untuk mendapatkan suntik vaksin.

Ada kejadian ‘aneh’ saat seorang siswa harus dibopong oleh Warno, admin sekolah,menuju ke meja 1. Di meja itu lolos. Tetapi ketika di meja 2, ada pertanyaan, “Bapak, mengapa kok dibopong?” tanya Rini Purwanti, sang koordinator nakes vaksin. 

Warno menjelaskan, siswa yang dibopong itu, Dewa Farino Sani, siswa kelas IVA, habis jatuh. 

“Tadi pagi habis minum obat antibiotik dari dokter,” jelas Farid Abdullah ayah Dewa. 

“Oh, maaf Bapak, ananda Dewa belum boleh vaksin hari ini, karena harus menunggu tigahari setelah minum obat antibiotik. (kalau dipaksakan) nanti vaksin akan gagal,” jelas Rini. 

“Tiga hari mendatang Dewa boleh dibawa ke Puskesmas Jagir untuk mendapatkan vaksin,” lanjut Rini. 

“Baiklah Ibu, terima kasih atas penjelasannya,” kata Farid sambil membopong Dewa keluar ruangan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version