PWMU.CO – Berniaga dengan Allah kok Tidak ‘Kaki Jadi Kepala, Kepala Jadi Kaki’. Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Aisyiah (PCA) Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik kembali menggelar kajian rutin Gerakan Perempuan Mengaji (GPM) Selasa (18/1/2022) setelah vakum hampir dua tahun karena pandemi Covid-19.
GPM yang diadakan di Masjid At-Taqwa Duduksampeyan setelah shalat Isyak ini menghadirkan narasumber Hj Nurfadlilah SPd, anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik. Sebanyak 90 peserta mengikuti acara bertema Berniaga dengan Allah melalui Jihad fi Sabilillah.
Mengawali ceramahnya, Bu Nur, sapaannya, bertanya kepada jamaah dengan gaya retoris, “Kenapa ya kalau berniaga untuk urusan dunia, semangatnya menggebu-nggebu, dibelan-belani (diperjuangkan). Siang malam terus bekerja, tidak mengenal waktu. Sikil digawe ndas, ndas digawe sikil (kaki jadi kepala, kepala jadi kaki), yang perniagaannya kadang untung kadang buntung?”
Sedangkan, sambung dia, kalau berniaga dengan Allah terkesan berleha-leha, santai dan menganggap sepele, serta kurang semangat. “Padahal kalau mau berniaga dengan Allah adalah membawa keuntungan yang sangat besar dan tidak pernah merugi. Dan jika mau membelinya, akan terselamatkan dari azab yang pedih,” ujarnya.
Perintah Jihad fi Sabilillah
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya itu kemudian mengutip Surat ash-Shaf ayat 9-14 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?”
“(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”
“Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn, itulah kemenangan yang agung.”
“Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang- orang mukmin.”
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah.”
Nurfadlilah memberikan salah satu contoh jihad fi sabilillah. “Jihadnya ibu-ibu Aisyiyah, ya seperti sekarang ini. Meskipun hujan lebat, tidak menyurutkan niat ibu-ibu untuk datang di pengajian, juga jihadnya bapak-bapak takmir yang mondar-mandir sibuk dari bakda shalat Isyak untuk ngatur meja kursi dan mikrofon pembicara,” kata dia.
Menurut dia, berniaga dengan Allah melalui jihad fii sabilillah, bisa dalam bentuk pikiran, tenaga, ilmu, harta, bahkan dengan jiwa. Dengan syarat: disertai keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Baca sambungan di halaman 2: Jihad Dimulai Mimpi