Sindir Bahasa Orang Sekarang
Abdul Mu’ti pun membongkar bagaimana tercetus ide teka-teki bahasa itu di awal penyampaian honorable speech-nya. “Karena memang sekarang ada orang bilang, ‘Oh, jangan sopir tapi driver!‘,” katanya, bersambut tawa peserta yang pecah.
Dia melanjutkan lagi sindirannya kepada orang-orang zaman sekarang yang mulai meninggalkan istilah khas kearifan lokal—berbahasa Indonesia—dan menggantinya dengan istilah dalam Bahasa Inggris.”Jangan satpam tapi security!”
“Jangan pakbon, lah. Tapi cleaning service,” tambah dia.
Mu’ti menerima dan memaklumi budaya kekinian itu. “Ya nggak apa juga,” ujar dia. “Jangan-jangan, honorable speech itu adalah kowe ngomong sak karepmu? Kira-kira begitu, he-he-he,” akhirnya Mu’ti dan peserta yang hadir siang itu tertawa bersama mendapat penjelasan candaan honorable speech yang sejatinya bermakna pidato kehormatan.
Showcase
Mu’ti juga ingat, Kepala MI Muhammadiyah 5 Surabaya Umi Sarofah SPd MPd menggunakan istilah asing dalam sambutannya. Hal ini dia ungkap ketika menyampaikan selamat kepada sang tuan rumah. “Selamat juga kepada Bu Umi sebagai shahibulbait acara ini. Tadi pamer, katanya showcase, begitu,” ucapnya.
Sebelumnya, Mu’ti menyampaikan selamat dan sukses kepada Tim Inovasi Muhammadiyah Jawa Timur atas penyelenggaraan program yang menurutnya beyond the target (melebihi target).
Maka, Ketua Majelis Dikdasmen PW Muhammadiyah Jatim Dr Arbaiyah Yusuf MA dalam sambutannya menjawab teka-teki bahasa Prof Mu’ti mengenai penggunaan istilah ‘showcase‘. “Jadi kalau dulu itu disebut pameran, disebut apalagi? Galeria. Sekarang ini berubah menjadi showcase,” terangnya.
Arbaiyah menjelaskan, visit minishowcase itu bagian dari Gebyar Puncak Literasi—sebenarnya juga Gebyar Puncak Numerasi—katanya. Dalam rangkaian kegiatan itu, ada pula Joint Monitoring Visit (JMV) dan evaluasi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni