Masyarakat Berbasis Ilmu
Abdul Mu’ti menegaskan, sebagai sebuah bangsa, ke depan memang harus menjadi bangsa yang knowledge based society (masyarakat berbasis ilmu). “Di Muhammadiyah menjadi salah satu keputusan Muktamar Makassar, karena ilmu itu yang membawa bangsa ke supremasi atau keunggulan,” ungkap dia.
Perbedaan orang berilmu dan tidak, menurut Prof Mu’ti ada pada cara bertindak dan merespon isu tertentu.
“Orang berilmu akan terus terbuka karena dia bisa melihat persoalan dari banyak sudut pandang. Orang berilmu akan bersikap bijaksana karena dia berperilaku dengan ilmunya bukan dengan nafsunya,” ujarnya.
Pentingnya Literasi
Abdul Mu’ti juga mengucap terima kasih kepada pemerintah Australia yang telah bekerja sama dengan Muhammadiyah. “Terima kasih dukungan kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Kanwil Kemenag Jatim, dan Muhammadiyah Jatim,” imbuhnya.
Dia berharap, program itu bisa terus dikembangkan. “Mudah-mudahan program ini bisa terus direplikasi, membangun budaya literasi untuk membangun budaya knowledge based society!” harapnya.
Sebab, program ini menurutnya sangat penting dalam meningkatkan kemampuan literasi di kalangan para siswa sekolah maupun madrasah. “Kemampuan literasi ini memungkinkan mereka bisa membaca, memahami, lalu mengungkapkan gagasan, baik melalui tulisan maupun komunikasi lisan,” jelas dia.
Selain itu, Mu’ti menilai program ini juga penting dalam menumbuhkan kreativitas anak-anak, meningkatkan budaya membaca dan masyarakat baca.
Bagian Proses Pedagogi
Sejalan dengan Prof Abdul Mu’ti, Sekretaris Majelis Dikdasmen PP HR Alpha Amirrachman MPhil PhD menegaskan, “Literasi menjadi bagian yang sangat penting, tidak terpisahkan dari proses pedagogi dan tentu saja manajemen sekolah.”
Sebelumnya, dia juga mengapresiasi program Inovasi yang sangat luar biasa. “Selamat Bu Arbaiyah dan miss Joanne, atas program yang sangat luar biasa ini!” ucapnya.
“Saya ucapkan terima kasih dan saya sampaikan rasa bangga kami dari Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah serta salam takzim juga dari ketua kami Dr H Sungkowo Mudjiamano MSi,” tambahnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni